JAN 05, 2018@11:00 WIB | 1,186 Views
Yusuke Hasegawa, selaku mantan pimpinan proyek F1 Honda yakin bahwa pembatasan tiga mesin di 2018 menurutnya sangat tidak masuk akal. Bukan cuma Hasegawa, Bos Red Bull Christian Horner juga mengatakan bahwa “Sangat gila” untuk menurunkan jumlah penggunaan power unit dengan banyak pabrikan tertatih-tatih di musim 2017 dengan empat mesin.
Namun, presiden Ferrari Sergio Marchionne yang menentang revisi regulasi di pertemuan Strategy Group, pupus harapan bahwa regulasi ini akan diubah. Presiden FIA Jean Todt juga mengkalim kekecewaannya dengan adanya tim terkena penalti grid tahun lalu, tetapi menambahkan bahwa tak ada bisa dilakukan tanpa kesepakatan mutlak tim.
“Sangat berat,” ucap Hasegawa, berbicara sebelum pengumuman pemberhentiannya dari proyek F1 per 1 Januari 2018. “Bukan hanya bagi kami, Renault juga mengalami masalah sama. Saya pikir tidak masuk akal. Sangat sulit dari sudut pandang teknis. “Jika kami menurunkan performa, hal ini mudah dilakukan. Kami bisa saja menggunaan 2.000 rpm lebih rendah, tentu bisa saja finis, tapi tanpa hasil memadai.”
Ketika ditanya apakah regulasi melindungi Mercedes dan Ferrari, Hasegawa mengatakan,” Faktanya begitu. Kami telah mendiskusikannya berulang kali. “Dengan tiga mesin, berarti kami hanya memiliki dua kesempatan memperkenalkan pembaruan mesin. “Kami harus membuat mesin bagus dari awal. Dan jika tidak, hanya memiliki dua kesempatan untuk memperkenalkan mesin baru. “Mengurangi biaya itu penting, jadi saya mendukung pengurangan biaya.”
Dengan mesin harus bisa digunakan tujuh balap tahun ini, pabrikan mengatakan sulit menemukan titik seimbang antara meningkatkan performa dan menjamin daya tahan.
“Saat ini kami perlu berkonsentrasi pada daya tahan, untuk membuat mesin bertahan tujuh balapan,” ucap Hasegawa. “Tapi kami perlu memperbaiki performa juga. “Bagus untuk memiliki dasar. Kami perlu mengonfirmasi apakah mesin saat ini sudah OK. Begitu sudah dikonfirmasi, baru beralih ke tahap selanjutnya.” [yus/timBX]