DEC 18, 2023@10:00 WIB | 337 Views
Balap mobil F1 merupakan tingkatan tertinggi dari sebuah ajang balap mobil. Tidak sembarang orang bisa membalap atau mengendarai mobil balap F1. Untuk bisa balapan di F1, dibutuhkan sebuah SIM khusus yang disebut sebagai “Super Licence”.
Dan mungkin banyak yang belum tahu, kalau setiap tahunnya semua pembalap F1 wajib melakukan update Super Licence mereka. Dan cara pembalap bisa melakukan update Super Licence adalah dengan membayar sejumlah uang agar bisa ikut balapan F1.
Melansir Motorsports.com, Senin (18/12/2023), ternyata setiap pembalap dibebankan biaya yang berbeda untuk melakukan update Super Licence mereka. Yang termahal jelas didapat oleh juara dunia bertahan Max Verstappen. Diketahui pada musim 2023, pembalap Red Bull mendapat poin 575 di klasmen pembalap.
Biaya tambahan Super Licence ini didapatkan dari poin yang didapat pembalap dari musim sebelumnya. Untuk harga Dasar Super Licence sendiri,FIA mematok harga 10.400 Euro atau setara Rp 177 jutaan. Namun untuk setiap satu poin di papan klasmen yang didapat, pembalap harus membayar tambahan 2.100 Euro per poinnya.
Bila dianalogikan ke Max Verstappen yang mendapat 575 poin, pembalap Belanda ini harus membayar hingga 1.217.900 atau sudah menyentuh Rp 20 milyaran. Namun yang menarik, harga Super Licence ini tidak dibebankan ke pembalap, melainkan dibebankan ke tim pembalap bersangkutan.
Artinya harga Super Licence ini masuk ke dalam Budget Cap atau anggaran tim yang harus diatur secara teliti. Karena Budget Cap setiap tim juga akan berpengaruh pada biaya pengembangan mobil dan beberapa pengeluaran lainnya. [edo/timBX]