FEB 14, 2020@10:00 WIB | 1,908 Views
Modifikasi kadang kala menyisakan perih yang mendalam, karena mesin mobil kesayangan Anda harus dicopot dan diganti dengan kebutuhan mesin yang lebih tinggi. Secara habbit, kebutuhan mereka mengganti mesin dengan kubikasi kecil menjadi lebih besar, V12 atau V8 misalnya. Namun kasus kali ini terbalik, jika Ferrari 456 dengan V12 rela diganti dengan mesin Rotary Mazda 13B? Apakah ini ide modifikasi yang salah jalur?
Reuben Bemrose, pemilik Ferrari 456 menswap mobil kompetisi GT-nya, dengan mesin RX-7. Kebetulan mesin Ferrari 456 tidak berposisi di belakang. Maka swap engine Mazda 13B, itu tidak sulit, dengan mempertahankan naturally aspirated, dengan kompartemen yang lebih terjangkau untuk sebuah mesin rotary.
Tujuannya adalah satu, bagaimana merubah varian grand tourer ini menjadi mobil drift, yang digarap oleh Reuben Bemrose, dibengkelnya R's Garage, Selandia Baru. Tentu saja proyek yang belum selesai dari sisi bodykit ini masih menyimpan misteri. Bagaimana mobil yang di desai oleh Pininfarina ini akhirnya menerima part aerodinamika, atau bahkan dibiarkan begitu adanya. Tentu ini akan menimbulkan perdebatan.
Sebagai catatan, tanpa harus menswap engine, mungkin penggemar Ferrari dengan conversi trend slip angle. Bisa memperbandingkan varian Ferrari Federico Sceriffo 599, atau memang hasrat mesin rotary lebih besar dan terjangkau daripada upgrade ke varian 599 tersebut. Mobil drift 599 pernah digunakan drifter Jepang Daigo Saito pada tahun 2016.
Daigo Saito saat itu dikabarkan bakal memiliki dua unit Ferrari 599 untuk dritfting dan cornering, tetapi skenario seperti itu tampaknya tidak terlalu mungkin. Yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah membangun rangka sasis, sesuai spek mobil drifting. Selain mesin, dan gearbox, sasis, kaki-kaki menjadi bagian penting, untuk menghindari mobil bersinggungan saat lomba drifting dimulai.[Ahs/timBX]
