MAR 09, 2018@15:00 WIB | 1,484 Views
Gelombang perubahan akhirnya menabrak automaker Ferrari, apa isu besar pada pabrikan berlambangu kuda jingkrak tersebut? Sergio Marchionne telah mengkonfirmasi kehadiran pertama kalinya Ferrari menggunakan mesin V-8 hybrid, yang akan diproduksi tahun 2019. Mesin itu tidak ditanam di sedan sport, melainkan di SUV, sebagai debut pertamanya.
Meski, terlihat ‘menyimpang’ dari tradisi mobil sport Ferrari, hal itu masih terbilang pantas, lantaran Ferrari sendiri harus memenuhi target emisi CO2 di New Uni Eropa yang mulai diterapkan 2021. Sistem hybrid Ferrari tidak akan meniru dari inspirasi yang diterapkan system LaFerrari F1. LaFerrari kinerja performance meningkat namun mengabaikan effisiensi. Marchionne mengatakan bakal menggunakan tradisional hybrid setup di SUV ini.
Alasan lain Ferrari membangun mesin hybrid, dari 10 ribu produksi mobil tiap tahunnya Ferrari terlempar dari penerapan standar CO2. Dengan penambahan SUV hybrid, produksi Ferrari akan meningkat, karena telah sesuai dengan regulasi.
Jika Ferrari berhasil membuat debut SUV V-8 hybrid, pasti akan berbentuk plug-in hybrid dan akan head to head dengan Lamborghini Urus yang juga akan menampilkan varian plug-in hybrid. Chief Ferrari sejak awal menyatakan, bahwa V-8 hybrid tidak akan mengikis karakteristik powertrain yang kuat.
Kehadiran V-8 disinyalir akan menggeser karakter mesin V-12. “Apakah Anda akan mengendarai Ferrari hybrid suatu saat nanti? Jika iya, saya cukup yakin Anda tidak akan melewatkan mesin v-12.”
Marchionne merencanakan kehadiran SUV paling lambat pada 2020 dan prototypenya sudah ada. Ketika ditanya soal desainnya,Marchionne mengatakan apapun yang dibutuhkan SUV Ferrari, lajunya harus tetap seperti karakter Ferrari,” jelas Marchionne mempertegas karakter sporty dan karakter driving yang dipertahankan.[Ahs/timBX]