MAR 28, 2019@16:00 WIB | 1,514 Views
Perusahan otomotif patungan Rusia Ford Motor Co, Ford Sollers mengambil langkah yang cukup mengejutkan pada awal tahun ini dengan berencana menutup tiga pabriknya di Russia. Ketiga pabrik tersebut terdiri dari dua pabrik perakitan di Naberezhnye Chelny dan St. Petersburg, serta pabrik produksi mesin di Elabuga.
Keputusan strategis tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi yang akan membuat Rusia Sollers mengambil alih kendali atas usaha itu, yang saat ini dipimpin oleh pembuat mobil AS. Diperkirakan kebijakan ini akan berdampak pada biaya finansial sekitar US$450 juta hingga US$500 juta. Demikian informasi yang berhasil dihimpun redaksi pada Kamis (28/3).
Sumber-sumber industri lain mengatakan, pada bulan ini bahwa Ford sedang mempertimbangkan untuk menutup pabrik-pabrik Rusia karena sedang melakukan mapping di beberapa daerah yang dikategorikan tidak profitable. Restrukturisasi mengikuti tindakan serupa di Amerika Selatan dan Eropa ketika Ford bekerja untuk kembali ke profitabilitas di pasar yang merugi.
Ford, sebagai pabrikan otomotif terbesar kedua asal Amerika Serikat menyebut, penutupan tersebut akan membawa beberapa dampak sosial, seperti kehilangan pekerjaan bagi masyarakat setempat secara cukup signifikan. Ford Sollers yang direstrukturisasi akan fokus pada kendaraan komersial, sementara produksi kendaraan penumpang akan berhenti pada pertengahan tahun ini.
Presiden Ford Eropa Steven Armstrong mengatakan struktur Ford Sollers yang baru mendukung strategi desain ulang global Ford.
“Tujuannya adalah untuk memperluas kepemimpinan kami dalam kendaraan komersial dan menumbuhkan bisnis di Eropa di segmen pasar yang menawarkan pengembalian yang lebih baik pada modal yang diinvestasikan," ujarnya.
Sebagai informasi, Ford merupakan pembuat mobil internasional pertama yang meluncurkan perakitan kendaraan di Rusia dengan membuka pabrik di St Petersburg pada 2002. Kemudian, pada 2011 Ford mendirikan perusahaan patungan dengan Sollers di mana Ford dan Sollers masing-masing memegang 50% saham. Akan tetapi, Ford telah mengendalikan bisnis sejak membeli saham preferen. Di bawah struktur baru, Sollers akan mengambil 51% saham pengendali.
Asosiasi Bisnis Eropa menyebut, penjualan mobil baru di Rusia diperkirakan akan naik 3,6% pada tahun ini. Namun, angka tersebut nampaknya tidak cukup ‘hijau’ bagi Ford dan menganggapnya sebagai lanjutan dari perlambatan tahun lalu.
"Pasar kendaraan penumpang Rusia telah di bawah tekanan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan pemulihan lebih lambat dari yang diharapkan dan pergeseran ke segmen kendaraan penumpang dengan harga lebih murah," sambung Armstrong .
Ford memperkirakan biaya item khusus akibat penutupan ini akan membengkak dari sebelum pajak US$450 juta menjadi US$500 juta, yang sebagian besar akan dicatat tahun ini