DEC 12, 2024@16:40 WIB | 56 Views
General Motors (GM) akan mengakhiri pengembangan layanan robotaxi melalui perusahaan rintisan teknologi self-driving Cruise yang mayoritas sahamnya dimilikinya.
Menyerahnya GM untuk layanan robotaxi sangat bisa dipahami karena sepanjang tahun ini selalu diterpa banyak masalah. Dari kecelakaan robotaxi yang terus berulang kali terjadi hingga penangguhan layanan di sejumlah lokasi, memaksa perusahaan angkat kaki dari bisnis ini.
Kabar GM yang mengibarkan bendera putih di bisnis robotaxi ini ditegaskan lagi oleh GM Mary Barra.
Dalam panggilan dengan investor minggu ini untuk membahas kehancuran Cruise, ia berkata: "Mengingat besarnya waktu dan biaya yang diperlukan untuk meningkatkan skala bisnis robotaxi di pasar yang semakin kompetitif, menggabungkan kekuatan akan lebih efisien dan karenanya konsisten dengan prioritas alokasi modal kami".
Langkah pertama GM adalah menghentikan investasi dalam proyek Cruise sebesar $4,4 miliar. Lalu, perusahaan akan meningkatkan saham kepemilikan dari program ini dari 90 persen menjadi 97 persen serta akan membeli sisanya sehingga akan memiliki secara penuh program Cruise.
Lho, bukannya sudah kapok dengan bisnis robotaxi? Kok jadi beli semua sahamnya? Jadi, begini, GM berencana menggunakan teknologi otonom yang sudah dikembangkan di Cruise untuk digunakan di kendaraan milik pribadi.
Dengan menutup Cruise, produsen mobil itu berharap dapat menghemat US$1 miliar (A$1,6 miliar) per tahun mulai tahun 2025. Sementara untuk kabar PHK belum ada informasi terbarunya, tetapi hal itu sudah diperkirakan dan berencana menggabungkan pegawai Cruise dengan tim teknisnya sendiri
Didirikan pada tahun 2013, GM membeli Cruise pada tahun 2016. Sejak saat itu, unit tersebut telah merugi lebih dari US$8 miliar.
Padahal GM berinvestasi besar-besaran di Cruise dengan harapan bahwa suatu hari nanti perusahaan itu akan menjadi sapi perah, dengan CEO GM Mary Barra mengklaim Cruise akan menghasilkan hingga US$50 miliar (A$75,6 miliar) per tahun pada tahun 2030.
Meskipun GM memberikan banyak bantuan, Cruise ternyata tetap kesulitan untuk mengimbangi Waymo, proyek robotaxi milik Google. Pada saat artikel ini ditulis, Waymo beroperasi dalam layanan taksi tanpa pengemudi di San Francisco, Phoenix, dan Los Angeles. Layanannya terus meluas, terbaru akan hadir di Austin, Miami, dan Atlanta. [wic/timBX].