OCT 29, 2023@12:30 WIB | 325 Views
CEO General Motors Mary Barra telah berbagi lebih banyak informasi tentang Chevrolet Bolt EV generasi berikutnya. Dalam laporan pendapatan kuartal ketiga perusahaan, kepala eksekutif mengatakan model pengganti akan memperkenalkan "pengalaman berkendara, pengisian daya, dan kepemilikan yang lebih baik dengan kendaraan yang disukai pelanggan."
Barra tidak menjelaskan lebih lanjut namun berkomentar bahwa mobil listrik kompak ini akan menjadi kendaraan berbasis Ultium pertama di Amerika Utara yang menggunakan baterai LFP (lithium iron phosphate). "Kami menghemat miliaran dolar dalam modal dan biaya teknik, menghadirkan paket baterai yang jauh lebih hemat biaya menggunakan sel LFP yang memasuki pasar setidaknya dua tahun lebih cepat," tukasnya.
Selain itu, CEO tersebut mencatat bahwa GM akan memanfaatkan atribut terbaik dari Bolt EUV saat ini, yang menunjukkan bahwa model penggantinya mungkin berbagi beberapa komponen dengan turunan EUV yang sudah ada.
Jika demikian, diasumsikan Bolt EV akan kembali sebagai crossover kompak, berbeda dengan model bodi hatchback yang tersedia saat ini. Bahkan jika itu yang terjadi, model penggantinya akan terasa jauh berbeda dari model sebelumnya, berkat perangkat lunak terbaru GM dan yang terpenting platform Ultium.
Kedatangan Bolt baru diumumkan awal tahun ini, dan Barra menggarisbawahi pentingnya model tersebut bagi usaha kelistrikan GM. CEO mengatakan Bolt generasi kedua akan tiba dengan cepat, berkat program rekayasa baru dengan biaya dan investasi modal yang lebih rendah.
Ini akan melanjutkan apa yang lama ditinggalkan dan terus menghadirkan motor listrik yang terjangkau kepada masyarakat luas. "Ini juga merupakan sumber penjualan yang penting bagi perusahaan dan Chevrolet," tambah Barra. Ini bisa menjadi batu loncatan, dan pemilik Bolt EV nantinya bisa mengupgrade ke Blazer EV atau Cadillac Lyriq di tahun-tahun mendatang.
Barra mengakui ada spekulasi seputar kembalinya Bolt. CEO tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai hal ini, tapi yang dia maksud mungkin adalah investor yang khawatir nama Bolt masih dikaitkan dengan skandal kebakaran baterai LG. Meskipun begitu Bolt telah membuktikan dirinya sebagai kendaraan listrik yang sangat baik dan terjangkau.
Diharapkan, keterjangkauan menjadi salah satu kekuatan pendorong di balik model baru ini. Pertama, baterai LFP akan membuat produksi EV lebih murah, dan fakta bahwa baterai tersebut kemungkinan akan berbagi suku cadang dengan EUV yang akan keluar berarti GM dapat menekan biaya.
Harapannya, penghematan ini bisa diteruskan ke konsumen. Masih harus dilihat apakah model ini dapat ditawarkan dengan harga yang sama atau lebih rendah dari model yang ada, yang dijual mulai dari $26.995 (Rp 430 juta) sebelum insentif. [ibd/zz/timBX] berbagai sumber