SEP 19, 2019@08:00 WIB | 1,392 Views
Ban merupakan komponen paling vital sebagai penghubung antara kendaraan dan jalan. Banyak pengendara tidak sadar, selain performa cengkraman, ban juga memiliki pengaruh signifikan terhadap keselamatan, kenyamanan dan aspek ramah lingkungan dalam perjalanan.
Saat ini, produsen ban-ban ternama dunia sudah menerapkan teknologi canggih dalam produksinya, termasuk memperhatikan aspek lingkungan hidup. Salah satunya ban asal Korea, Hankook Tire. Dari awal yang sederhana pada tahun 1941 sebagai perusahaan ban pertama di Korea, Hankook telah tumbuh menjadi perusahaan ban terbesar ketujuh di dunia,
Dan pabriknya yang ketujuh dari total 8 pabrik yang dioperasikan Hankook Tire di bisnis globalnya ada di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik dengan bendera perusahaan PT Hankook Tire Indonesia ini beroperasi sejak 2013 dan peresmiannya dilakukan oleh Presiden saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono di atas lahan seluas 60 ha dengan status 100 persen perusahaan penanaman modal asing (PMA).
Dari total lima fase pabrik yang disiapkan, dua fase diantaranya telah beroperasi dan seluruhnya digunakan untuk memproduksi ban-ban kendaraan penumpang yang 92 persen produksinya ditujukan untuk pasar ekspor.
Namun ada pula untuk pasar domestik, salah satunya untuk PT Toyota Astra Motor (TAM) untuk mobil Toyota Agya dan Sienta, PT Hyundai Mobil Indonesia dan Hyundai India untuk beberapa model kendaraan, dengan PT Astra Daihatsu Motor (ADM) untuk ban OEM Ayla serta dengan Perodua Malaysia.
Di pabrik ini, ada empat merk ban Hankook Tire yang diproduksi di pabrik ini yakni Yakni Ventus, Kinergy, Dynapro dan Vantra dengan ukuran ban hingga diameter 20 inci. Pengembangan Hankook Tire salah satunya adalah lewat yang mereka namakan Kontrol Teknologi.
"Kontrol Teknologi adalah pembeda antara produk-produk kami dengan pabrikan ban global lainnya," ujar General Manager Corporate Management Team Hankook Tire Indonesia, Yoon Keun Yoong kepada Blackxperience. Ada empat fokus utama pada Kontrol Teknologi, yaitu performa, keamanan, kenyamanan dan lingkungan.
Dan yang istimewa lagi ketimbang pabrikan ban lain, untuk memproduksi ban, Hankoon Tire menggunakan mesin-mesin canggih terotomatisasi dengan mengadopsi prinsip-prinsip produksi Hankook Manufacturing Way (HMW).
Teknologi sudah aplikasikan mesin mesin terbaru. Pengecekan material bahan baku menggunakan RFID dan Barcode (GMES) untuk mencegah human error agar material produk yang masuk ke mesin sesuai spesifikasi.
Pabrik ini juga menggunakan teknologi Auto Weighting System untuk menimbang bahan baku ban sebelum dicetak menjadi ban jadi. Proses ini dilakukan di pabrik fase 1. Di pabrik fase 2, bahan baku yang sudah menjadi semi produk dan sudah dilapisi karet baja kemudian diproses lebih lanjut. Bahan baku yang terdeteksi cacat dibuang.
Hankook memiliki mesin assembling ban untuk merangkai semua semi produk material bahan baku. mesin ini dirancang dan dibuat oleh Hankook sendiri dengan hak patennya dan tidak dijual-belikan.
Mesin ini akan otomatis mati jika yang masuk adalah material yang defect. Ban semi jadi ini belum memiliki alur pada tapaknya. Kemudian ban dikirim ke proses selanjutnya di area pematangan ban atau bagian curing. Berada di area ini suhu ruangan terasa lebih panas.
Proses pematangan ban ukuran kecil rata-rata membutuhkan waktu 12 menit. Sementara ban ukuran rim besar sekitar 20 menit. Pematangan ban menggunakan mesin curing dengan suhu 160 derajat celcius. Di sini, ban sudah terlihat bentuknya dan dengan alur atau kembangan pada tapak.
Ban kemudian didinginkan dengan dimasuki nitrogen. lalu ban dikirim ke area inspeksi menggunakan mesin conveyor. Ban yang selesai diproduksi dicek secara manual oleh karyawan untuk cek aspek defect-nya, lalu dicek ulang untuk cek kualitas oleh mesin secara otomatis, baik aspek balancing maupun keseragaman ban.
Ban-ban yang lolos tes dikumpulkan dan dikirim serta disimpan ke gudang secara otomatis tanpa melibatkan.manusia. Hankook punya dua gudang ban di sini, setiap gudang mampu tampung 600 ribu ban atau untuk 20 hari stok. Pabrik ini mempekerjakan 1.852 karyawan dan beroperasi 24 jam dengan produksi 32.000 unit ban per hari.
Setiap palet ban memiliki barcode dan secara otomatis termonitor di control room, spesifikasi dan kapan harus keluar atau dikirim. Jika ada klaim atas ban Hankook oleh konsumen akan bisa djbaca melalui barcode ini kapan ini diproduksi, dari pabrik mana, diproduksi kapan dan dikontrol oleh karyawan shift berapa.
Pabrik Hankook di Indonesia ini sendiri memberi kontribusi 11 persen dari total kapasitas produksi Hankook global dan peringkat kelima dari kapasitas pabrik ban Hankook di dunia. [timBX]