OCT 05, 2020@15:30 WIB | 890 Views
Honda telah mengkonfirmasi kematian ke-17 di Amerika Serikat terkait dengan inflator airbag Takata yang rusak. Reuters melaporkan temuan ini, setelah melakukan inspeksi bersama dengan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) yang mengkonfirmasi bahwa perangkat itu adalah penyebab kematian seorang pengemudi Honda Civic 2002 di Mesa, Arizona akibat kecelakaan pada 20 Agustus lalu.
Kendaraan tersebut telah ditarik kembali sejak Desember 2011 untuk penggantian inflator kantung udara depan pengemudi, sementara penarikan untuk inflator kantung udara penumpang depan dikeluarkan pada tahun 2014. Honda telah mengirimkan lebih dari 15 surat pemberitahuan penarikan melalui pos kepada pemilik terdaftar kendaraan sebelum kecelakaan itu terjadi dan juga telah melakukan upaya lain untuk menghubungi pemilik.
Pengemudi yang tewas dalam insiden ini bukanlah pemilik terdaftar mobil tersebut, dan Honda mengatakan tidak yakin apakah pengemudi mengetahui penarikan yang belum diperbaiki tersebut. Kematian sebelumnya, yang baru-baru ini dikonfirmasi di Amerika Serikat sebagai akibat dari inflator kantung udara yang rusak terjadi pada bulan Juni 2018, ketika seorang pengemudi meninggal akibat kecelakaan - juga pada Honda Civic 2002 - di Buckeye, Arizona.
Di antara penarikan terkait inflator airbag Takata baru-baru ini di Amerika Serikat adalah untuk Nissan, yang menarik kembali 345.700 mobil pada Januari, di mana 307.962 unit di antaranya berada di negara itu. Sedangkan untuk Honda di Indonesia, pada September 2019 lalu telah dilakukan penggantian komponen inflator airbag sebanyak 362.854 unit komponen. Atau sekitar 60% dari jumlah keseluruhan komponen inflator airbag yang harus dilakukan penggantian, yaitu 606.726 unit komponen.
Menurut temuan sebelumnya oleh NHTSA, penyebab kematian terkait inflator adalah rusaknya propelan setelah terpapar tingkat kelembapan tinggi dalam jangka panjang dan fluktuasi suhu yang besar, yang menyebabkan kantung udara mengembang dengan kekuatan yang lebih besar daripada yang dirancang.
Sejauh ini, penarikan inflator Takata telah melibatkan sekitar 100 juta unit inflator di 19 pembuat mobil di seluruh dunia, termasuk 63 juta inflator di Amerika Serikat. Produsen mobil Jepang itu telah setuju pada bulan Agustus untuk membayar US $ 85 juta (sekitar Rp1,3 triliun) sebagai ganti rugi untuk penyelidikan oleh sebagian besar negara bagian di AS mengenai penggunaan inflator rusak yang diproduksi oleh Takata.
Penarikan tersebut memiliki efek luar biasa pada perusahaan suku cadang mobil Jepang, yang mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat dan kebangkrutan di Jepang menyusul total kewajiban 1,7 triliun yen (sekitar Rp39 triliun) pada tahun 2017 dan perusahaan mulai membayar restitusi kepada para korban di 2019. [ibd/timBX]