APR 27, 2019@10:00 WIB | 7,383 Views
Husqvarna dan KTM mengikuti pameran otomotif IIMS 2019 dan bertempat di hall C, JI EXPO Kemayoran. Motor trail besutan Austria ini menjadi produk paling stabil di pasaran. Pasalnya selain build up, elektrifikasi mesinnya telah mengadopsi komputerisasi. Karena bermain di segmen hobi, Husqvarna dan KTM menerapkan jam pemakaian dalam indikator speedometernya.
Hal itu yang menjadi Husqvarna menjadi salah satu brand paling diminati dari varian motor trail di Indonesia. Husqvarna sebagai brand Austria, secara historis telah diselamatkan secara financial oleh KTM sebagai induknya pada tahun 2013 silam. Meski begitu, varian Husqvarna dan KTM memiliki spesifikasi dan kelas yang berbeda. Itu artinya Husqvarna sedikit lebih tinggi kualitasnya dibanding induknya sendiri.
Contoh kecil semua varian Husqvarna telah menggunakan suspense link, itu berbeda dengan varian trail KTM yang hanya menggunakan suspensi tersebut di tipe balapnya. Husqvarna secara karakteristik engine juga lebih bagus untuk pemula.
“Karakter mesin Husqvarna dari awal bukaan throttle itu rasanya smooth di putaran mesin rendah, dan garang di putaran mesin atas. Hal ini cukup berbeda dengan karakter mesin KTM yang sudah garang dari putaran mesin bawah hingga atas,” tutur Aan Ardianto dari dealer Husqvarna-KTM Serpong dan Bintaro.
Kalau yang menjadi pertanyaan, kedua produk ini menempati segmen trail dilevel premium. Hal itu menjadi wajar, ternyata Husqvarna dan KTM diimpor secara pecahan, dan diassembling kembali ketika sampai di Indonesia. “Cara itulah yang membuat harga keduanya tetap terjangkau dan tetap eksklusif, karena semua partnya diproduksi di Austria,” jelas Aan yang mengaku dilernya baru dirunning di tujuh kota, Tangerang, Yogyakarta, Bali, Malang, Cirebon, Salatiga dan Bali.
Husqvarna memiliki 2 varian FE dan TE. “Kami membagi kelas produk di endurance (FE). Trabasan (TC) dan sirkuit (FC). Varian FC (Four Competition) 450 adalah varian paling tinggi untuk turun di kelas balap, yang dibuat langsung dari Austria. Sedangkan varian terendahnya 50 cc di harga Rp52 jutaan. Varian FE 250 dibandrol diharga Rp166,5 juta, FE300 di harga Rp178 jutan, dan FE350 diharga Rp189 jutaan,” tukas Aan.
Selain varian FE, Husqvarna memiliki line produk TE. “Varian ini masih menggunakan mesin 2 tak, namun telah disempurnakan teknologinya dengan injeksi yang otomatis low emisi. Husqvarna dan KTM memiliki motor injeksi pertama di dunia yang masih menggunakan mesin 2 tak,” jelasnya. Teknologi ini sudah memisahkan oli samping dengan oli mesin dan dilengkapi dengan komputerisasi.
Melihat market di Indonesia, varian TE300 ini merupakan varian paling diminati di Indonesia. “Keempat kota yang menjadi dealer mencatat Husqvarna TE300 i menjadi paling laris. Oleh mereka, Indonesia dibilang pasar trail paling besar ke-3 di dunia, untuk kedua brand ini. Setiap tahun laku 1800 unit untuk market Indonesia. Hal itu ditunjang dengan produksi yang hanya 1 tahun sekali yang hanya 50 ribu unit untuk market seluruh dunia,” tuturnya.
Sampai sekarang, Husqvarna masih menjadi produk asli Austria. Berbeda dengan merek KTM yang dibawah 400 cc, memanfaatkan perakitan di India. Hal tersebut bisa memotong harga untuk dijual secara retail.
“KTM Duke 200 dari Austria dibandrol dengan harga Rp65 jutaan. Sejak melakukan assembling di India, harganya bisa ditekan menjadi Rp33 juta. Strategi ini tidak diterapkan di brand Husqvarna,” jelasnya.
Semua unit trail KTM dan Husqvarna tidak diberikan strategi tersebut, dan membuat harga tetap stabil meski di pasar motor second. Selain itu, karena system elektronik canggihnya, market melihat bukan tahun berapa dirakit dan berapa kilometer permakaian, namun Husqvarna berdasarkan durasi pemakaian atau waktu hidupnya mesin yang tercatat di speedometer.
Untuk memiliki sebuah motor Husqvarna atau KTM, Black Pals harus meregistrasi data PDI. Pasalnya jika tidak dalam teregistrasi (transport mode) motor hanya menyala dalam keadaan power yang tidak full. “Dalam keadaan transport mode, motor bisa dinyalakan, akan tetapi tidak bisa di geber throttlenya. Setelah kita registrasi, maka keluar mode standard dan mode sport rider,” jelas Indra dari dealer Salatiga.
Para penghobi trail cukup menyukai produk trail dari KTM dan Husqvarna. “Rata-rata mereka menyukai kelas Enduro, yang bisa trabas non sirkuit. Mereka adalah orang yang ingin naik kelas, dari KLX atau CRF menuju motor trail build up. Varian paling laku TE 300i karena selain mempertahankan mesin dua tak, sudah menggunakan system pengkabutan injeksi sejak 2018,” tutup Indra. [Ahs/timBX]