JUN 22, 2023@13:26 WIB | 418 Views
Setelah Ford dan GM, raksasa otomotif Korea Selatan Hyundai Motor dikabarkan mempertimbangkan untuk bergabung ke aliansi North American Charging Standard (NACS) Tesla.
Jaehoon Chang, yang juga presiden Hyundai, mengatakan perusahaan akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan aliansi pembuat mobil yang beralih ke standar Tesla, untuk kepentingan terbaik pelanggannya.
Namun, menurutnya lagi ada satu masalah besar yang jadi penghalang. Yaitu, jaringan Supercharger Tesla saat ini tidak memungkinkan pengisian lebih cepat yang dapat dicapai kendaraan listrik Hyundai pada pengisi daya lain.
Sebagai contohnya, mobil listrik baru Hyundai, termasuk Ioniq 5, menggunakan arsitektur listrik 800 volt untuk memungkinkan pengisian lebih cepat, sementara Supercharger Tesla beroperasi pada voltase lebih rendah.
Chang mengatakan Hyundai akan berkonsultasi dengan Tesla untuk mengetahui apakah mereka dapat melakukan penyesuaian sistem pengisian daya untuk pelanggan Hyundai sehingga mereka dapat mengisi daya lebih cepat.
Tesla membuka jaringan pengisian daya untuk kendaraan listrik dari merek lain adalah syarat bagi perusahaan untuk memenuhi syarat untuk sebagian dari subsidi senilai $7,5 miliar yang diberikan oleh administrasi Biden untuk mempercepat penyebaran pengisi daya di AS.
Pembuat mobil AS juga mendapat untung dari menjual tenaga ke kelompok pengemudi kendaraan listrik yang lebih besar. Saham Tesla naik lebih dari 40% sejak akhir Mei ketika mengumumkan kesepakatannya dengan Ford. [wic/timBX].