OCT 18, 2023@15:44 WIB | 309 Views
Persaingan dalam industri kendaraan listrik kini semakin sengit dan telah mencapai tahap baru. Jika diawal semua pabrikan mencoba membangun EV yang benar-benar baru dan dari nol, dan tentang kualitas kini persaingan beralih menuju kuantitas.
Ya, pasar yang semakin pintar membuat demand meningkat dengan pesat, semua pabrikan kini berlomba untuk memenuhi permintaan yang terus naik dari tahun ke tahun sekaligus mencari cara untuk tetap mempertahankan cash flow keuangan.
Hyundai, salah satu pabrikan yang berhasil start dengan baik di era elektrifikasi dengan jajaran EV-nya yang laris manis di pasaran, termasuk di Indonesia seperti Kona dan Ioniq juga mulai mencari cara memproduksi EV lebih cepat dan murah.
Menjadikan Tesla sebagai benchmark, Hyundai berencana untuk memodelkan metode produksi EV baru yang mirip dengan Gigacasting. Proses baru, yaitu hypercasting, dapat memangkas biaya secara signifikan sekaligus meningkatkan output.
Proses gigacasting melibatkan penyuntikan paduan aluminium cair ke dalam cetakan pengecoran yang mengeras ke dalam rangka kendaraan. Sejak memperkenalkan metode ini pada tahun 2020 di Pabrik Fremont Tesla , pembuat kendaraan listrik tersebut telah memperkenalkannya di pabriknya di China dan Jerman.
Produsen mobil dapat menghemat waktu dan sumber daya yang sangat dibutuhkan tanpa perlu menyatukan beberapa bagian (hal ini juga dapat membantu mengurangi bobot kendaraan). Tesla dikatakan telah mengurangi biaya sekitar 30% menggunakan Giga Casting.
Hyundai sendiri disebut juga telah gerak cepat mengajukan merek dagang “hypercasting” ke Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat pada 21 Agustus 2023.
Hyundai bukan satu-satunya yang ingin mengambil langkah dari Tesla untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik. Beberapa produsen mobil, termasuk Toyota , Volkswagen, dan Volvo, ingin memperkenalkan proses serupa. Geely dari China telah memperkenalkan metode untuk membuat model ZEEKR. [wic/timBX].