JUN 01, 2021@11:00 WIB | 984 Views
Indonesia Battery Corporation (IBC) dan konsorsium yang dipimpin LG Group akan segera memulai pembangunan pabrik pembuatan baterai kendaraan listrik senilai US $ 1,2 miliar (sekitar Rp 17,2 triliun). Pabrik akan dibangun di kawasan industri Kota Deltamas di Bekasia, Jawa Barat dan lokasi tersebut terletak di dekat lokasi lain yang akan datang di mana pembangunan pabrik produksi Hyundai hampir selesai.
Terdiri dari perusahaan minyak dan gas Pertamina, perusahaan listrik Perusahaan (PLN), perusahaan pertambangan Mind ID dan penambang nikel / emas PT Aneka Tambang (Antam), IBC adalah perusahaan patungan antara empat badan usaha milik negara (BUMN) yang menandatangani kesepakatan pemegang saham tentang struktur kepemilikan perusahaan pada bulan Maret tahun ini.
Usaha patungan antara IBC dan LG akan menghasilkan fasilitas yang diharapkan memiliki kapasitas produksi 10 GWh . Baterai yang diproduksi dari pabrik ini diharapkan masuk ke dalam EV Hyundai, situs baru mengutip laporan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Indonesia. Sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia ingin memanfaatkan cadangannya untuk membangun industri aki kendaraan listrik dalam negeri, kata Nikkei Asia. Pembangunan pabrik ini bertujuan untuk mencapai kapasitas produksi baterai 140 GWh pada tahun 2030.
Konsorsium Korea dalam usaha patungan terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem dan LG International, pembuat baja Posco dan produsen kobalt Cina Huayou Holding. BKPM, juga mengatakan bahwa fasilitas Bekasi akan berlokasi di 33 hektar dan mempekerjakan 1.000 pekerja. “Setelah melalui proses yang panjang, kami bersyukur dapat segera membangun fasilitas tersebut. Kemitraan ini diproyeksikan dapat membantu Indonesia menjadi produsen dan pengekspor komoditas mentah menjadi pemain penting dalam rantai pasokan global untuk industri aki kendaraan listrik,” kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Namun Lahadalia tidak merinci tanggal dimulainya pembangunan. IBC dan LG saat ini fokus untuk menyelesaikan studi bersama dan menyelesaikan detail untuk pabrik baterai EV pertama di negara itu setelah perjanjian ditandatangani pada 29 April, kata Badan Koordinasi Penanaman Modal. Di luar upaya pasar Indonesia, IBC juga terlibat dalam studi bersama terpisah dengan Teknologi Amperex Kontemporer (CATL) China untuk proyek baterai yang berbeda. [ibd/timBX]