DEC 08, 2020@16:42 WIB | 1,537 Views
Bule Gator mengilhami flat tracker sebagai modifikasi yang simpel, untuk balapan tanah. Dengan mendesain ulang rangka belakang, membuat dudukan tangki kotak yang bersambung dengan jok hingga buritan. Sementara fungsi headlamp lebih minimalis, dengan lampu sorot kecil, dan ditutup dengan papan flat dari alumunium, mengikuti materi tangki, jok dan buritan yang sebenarnya benar-benar flat.
Kebiasaan pecinta otomotif atau builder roda dua memecahkan kesibukan dalam membangun motor custom. Biasanya mereka pergi barbeque ke puncak, atau pinggir pantai. Namun di negeri Paman Sam para pecinta otomotif mulai menyajikan entertainment melalui balap tanah, menggunakan dirty bike, dengan struktur sirkuit berbentuk circle, dan itu membuat sebuah kenikmatan tersendiri. Ranah flat tracker kemudian lahir sebagai obyek aliran baru dalam dunia customized roda dua.
Sedangkan mesin 250cc dari Ninja menjadi dapur pacu, menghasilkan torsi besar untuk memutar roda belakang di tanah. Ban dual purpose dipaksa menghasilkan traksi besar dengan permukaan yang tidak flat, tak beraspal. Kunci paling utama adalah memainkan throttle yang pas, agar traksi ban tidak hilang saat melibas trek.
"Dengan karakter body dan modifikasi yang dibuat simpel, tenaga motor dibiarkan standar, karena flat tracker lebih banyak digunakan dengan menggunakan gigi 2 dan gigi 3 saja," cetus Bule Gator ke tim Blackxperience.com.
Modifikasi dimulai dari pemotongan sasis (frame), kemudian dibuatkan subframe yang lurus ke belakang, guna menopang body tangki hingga jok. "Boleh dibilang hampir semua motor ini tidak digunakan, menyisakan mainframe, suspensi depan dan arm. Sementara warna memadukan kuning, hitam dan putih menjadi bagian kultur warna dari Galeri Motor (Gator). Angka 38 menandakan alamat workshop," ungkap Bule.
Bagian utama yang menyentuh sektor customized, meliputi body, jok, sistem knalpot, under cowl, dan cover radiator. "Selebihnya part seperti footstep, stang, handle rem, riser, velg, lampu tembak menggunakan part aftermarket," jelasnya.
Flat tracker garapan Gator Motorcycle ini sudah digunakan untuk fun race di beberapa event otomotif. Pertama Tea N Toast Bintaro 2019, kedua di gelaran KustomFest Yogyakarta 2019. "Acara TNT 2019 kita dapat juara III di kategori motor besar. Sementara di KustomFest masuk juara II di kelas FFA," tambahnya mewakili tim Gator dan tim Patiunus.
Ketika dihitung-hitung, modifikasi simple ala flat tracker ini sudah menghabiskan budget Rp40 jutaan. Meski step modikasi belum selesai, namun untuk kompetisi balap sudah cukup mumpuni."Untuk jatuh di tanah minim kerusakan, saya sekali jatuh di TNT tapi masih bisa podium. Sementara freestyler Reza SS mengakuinya motor Flat Tracker ini cukup mumpuni, emang enak tunggangannya," ungkap Bule.
Dirinya mengakui, modifikasi yang dilakukan oleh Gator tidak mengikuti trend, kecuali style Scrambler yang tetap dipertahankan hingga sekarang. Sesekali gaya bobber, clubstyle juga menjadi cara baru Bule dalam mengakomodasikan arah modifikasi motor kesayangnnya.[Ahs/timBX]