NOV 23, 2020@22:49 WIB | 2,642 Views
Kawasaki ZX25R hadir sebagai varian paling komplit dan teknologi terdepan di kelas Sportbike 250cc. Kawasaki menyebutnya dengan tagline inline four screamer digitally, mewakili tiga kata yang mengadopsi penuh teknologi Superbike. Kombinasi mesin 4 silinder dan exhaust menghasilkan suara mesin yang nyaring bahkan menjerit sejak putaran mesin rendah, teknologi ini yang hanya dimiliki Kawasaki ZX25R di segmen Sportbike 250cc.
Baca juga: ZX Modifikasi Bodi Full Carbon
Diluar ekspektasi two wheelers enthusiast, ketika segepok fitur canggih Superbike, seperti Kawasaki Quick Shifter (KQS), Kawasaki Traction Control (KTRC), Kawasaki Assist & Slipper Clutch, dan banyak lagi fitur unggulan salah satunya non limiter ECU, dimana ZX25R mampu bekerja hingga RPM 17 ribu keatas. Sementara fitur ABS cukup mendukung keselamatan, dan riding mode dari full (F) ke low (L) serta ECO mode, menjawab pertanyaan ZX25R adalah daily sportbike yang nyaman secara posisi riding dan distribusi power ke roda belakang ditopang suspensi horizontal.
Pengalaman berkendara paling menyenangkan dengan ZX25R. Dibalik sederet fitur ber-DNA WSBK, Kawasaki mampu mengontrol power cukup baik dibawah 8000RPM. Rasanya seperti motor matic, dengan teknologi throttle by wire. ZX25R bagi kami adalah daily sportbike, diproduksi masal, dan hidden power diatas 8000 rpm hingga 17000 rpm adalah kumulatif harga dan teknologi yang sebanding dengan harga jualnya.
Getaran mesin yang minim, posisi idle di 2000 rpm, kami menunggu untuk temperatur mesin naik di 70 derajat, butuh 1.30 menit, waktu cukup singkat sebenarnya. Raungan knalpot dan putaran jarum RPM saat throttle dibuka cukup jelas, tenaga motor masih jinak lantaran putaran RPM yang terjaga hingga 6000 rpm.
Kawasaki ZX25R punya bodi yang ramping, meski dengan posisi riding merunduk, karena penggunaan stang under york. Kami seperti tersihir, ketika memasuki putaran 6000-8000 rpm, motor melaju kencang, dalam kecepatan yang rasional 95 kpj. Rasanya cukup sulit dalam kondisi ruas jalan yang macet, memainkan throttle di atas 10000 rpm. Tapi kami tak kalah akal, karena ada rute cepat dari Cawang menuju bandara Halim Perdana Kusuma.
Bukaan throttle cukup galak ketika putaran mesin 10000 rpm hingga ke 14.500 rpm. Kecepatan motor saat itu tertangkap mata kami di 140kpj. Dan sialnya, celah cukup sempit untuk memotong jalan disela-sela mobil. Cara paling aman bagi kami mengkombinasikan softbraking, dan engine brake dari gigi 5 ke 2. Kecepatan melambat menjadi 40kpj. Setelah itu kami memilih untuk jalan yang benar-benar crowded, Kramat Jati menuju Cibinong.
Rebound suspensi USD KYB dan kontruksi suspensi belakang adalah jawaban yang pas, untuk mengimbangi tenaga badak ZX25R. Kami terhibur, sistem throttle by wire yang ringan, tidak liar, zona rpm terbagi putaran rendah dan tinggi, semuanya cocok untuk riding di perkotaan, apalagi jalanan yang padat. Kami menikmati riding dengan suara nyaring 4 silinder ditelinga kami, dan itu cukup santun saat melewati pengendara lain.
Sudahlah, cukup riskan main di jalanan lurus di putaran mesin tinggi. Apalagi mode berkendara full (F), itu bagi kami sama saja main di sirkuit Sentul. Kami coba membawa dengan mode riding Low (L). Sepertinya ECU memerintahkan setiap tarikan throttle memberikan lebih sedikit siraman pertamax ke ruang bakar. Walhasil selama santun buka throttle fitur indikator ECO mode menyala, itu tenaga akan sedikit tertahan. Tapi kami cukup kaget, ketika ECO mode bisa dipertahakan hingga kecepatan 80kpj up. Indikasi ini mengisyaratkan ZX25R bisa dibawa ratusan kilometer untuk riding antar kota.
Getaran mesin yang minim, perpindahan gigi yang cepat dan halus berkat teknologi Kawasaki Quick Shifter, mesin 249.8 cc liquid-cooled DOHC In-Line Four ini cukup membantu perpindahan gigi tanpa kopling. Saat ZX25R meluncur cepat inilah teknologi Assist & Slipper Clutch membantu ban belakang tidak tergelincir, akibat engine brake yang berlebihan. Good Job Kawasaki. [Ahs/timBX]