MAR 04, 2024@15:00 WIB | 377 Views
Black Drag Bike 2024 Series Surabaya menjadi event drag yang cukup sukses. Terbilang dari jumlah peserta yang mencapai 742 starter, jumlah yang terbesar untuk sebuah event drag bike. Dengan 22 kelas yang dilombakan, masih dirasa kurang bagi tim-tim yang memang punya motor untuk kelas FFA, belum bisa bertanding di ajang Black Drag Bike 2024. Ditambah pengetatan penggunaan BBM menjadi salah satu faktor yang membuat semua elemen kultur drag bike (privateer maupun tim besar) bisa masuk dan berlomba bersama merasakan euforia balap. Jadi pengguna Nitro dan M5 (methanol) tidak boleh digunakan, karena materinya tidak terbaca oleh alat ukur Oktis.
"Di Black Drag Bike 2024, ini cukup seru lantaran, kami bertanding tidak hanya dengan tim yang eksisting, tapi dengan tim privater, dimana mereka benar-benar baru merasakan euforia event balap. Bibit-bibit pembalap baru lebih berani bermain di event resmi. Jadi persaingan dragster muda yang novice dengan dragster seeded cukup adil, apalagi dengan regulasi BBM disamakan (setingkat dengan Oktan 95). Terima Kasih panita secara tegas menerapkan regulasi BBM hingga dipartai kelas Point," ungkap Bima Wijaya, manajer tim FTR17 FanTerra Wijaya Racing.
Setelah suksesnya pelaksanaan Black Drag Bike Series Pertama di Sidoarjo. Rencana bakal 2 seri lagi digulirkan, yakni seri Mijen Semarang dan Seri Jawa Barat yang belum ditentukan lokasinya. Salah satu alasan mengapa tim-tim besar dan privateer saling meramaikan kelas demi kelas di seri pertama ini. Mereka sanggup mengorbankan waktu dan logistik untuk kejuaraan drag bike yang berseri, dan menjadi agenda tim selama satu tahun.
"Kami mencoba menjelaskan bahwa tiga kejuaraan Black Drag Bike 2024 ini sifatnya bukan seri seperti even lain. Karena di Sidoarjo kita sudah putuskan juara umumnya dan langsung dapat hadiah. Tidak ada pengumpulan poin, dari ketiga gelaran Black Drag Bike itu. Setelah penentuan Juara Umum berarti tidak ada kesinambungan poin satu dengan yang lain. Yang benar, ada tiga event Black Drag Bike 2024, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat," ungkap Tommy Wijayanto CoC Black Drag Bike.
Juara Umum Kelas Utama Point A Series Sidoarjo telah ditetapkan. Adit Coco sebagai juara pertama (total Point 74) berhak menerima uang cash Rp10 juta. Juara kedua diraih oleh Wildan Kecil (total point 71) berhak menerima trophy dan uang tunai Rp3 juta, dan juara ketiga Joko Percil (total point 63) berhak mendapat thropy dan uang tunai Rp2 juta.
"Cukup seru buat kejar-kejaran point. Agak dredeg juga (jeeper). Saya dan Raka Komang saling fokus di kelas point. Kebanyakan motor kami konsisten antara hasil riset dengan hasil balap," tambah Adit Coco dragster yang 10 tahun bersama tim Wijaya Racing dan masuk kelas Seeded sejak 2016 silam.
Sementara Juara Umum Point B Series, Nama Yudis Kurcaci melengkapi point sebanyak 65 berhak menjadi juara I dan mendapatkan uang cash Rp7 juta. Diikuti dengan Arif Megantara yang mengoleksi 50 point diposisi kedua dengan uang cash Rp2 juta, dan Aji Kelinci dengan 38 point di posisi ketiga dan uang cash sebesar Rp1 juta.
Pilihan hadiah selain uang tunai cash, ada juga unit Polytron Fox R. Namun, karena masukan dari pihak pembalap dan tim, lebih menginginkan uang cash, maka permintaan itu pun dipenuhi oleh pihak Genta Auto Sport sebagai penyelenggara.
"Tidak hanya soal hadiah yang bisa dilobi oleh peserta. Mau unit motor Polytron Fox-R atau uang cash, kami bisa menuruti mereka. Termasuk pembatasan BBM diluar Nitro dan M5 itu adalah masukan dari peserta kepada panitia. Kita menengahi kemauan peserta seperti apa dan imbasnya kalau tidak dibatasi pesertanya bisa tembus 800-an," tambah Tommy menerangkan regulasi balap secara luwes.
Termasuk kelas FFA yang ditiadakan di Blackstone Otomotif Superblock. Menurut Tommy, teknologi FFA cukup pesat. Dibuktikan dengan kecepatan yang semakin naik. "Untuk di Blackstone sebenarnya standar pengereman sudah mencukup 216 meter. Tapi saya sebagai pimpinan lomba, tidak mau mengambil risiko. Beda dengan sirkuit Wonosari Yogyakarta, FFA dan Super FFA memang secara homologasi mencukupi untuk diadakan. Kelas FFA masih menjadi pertimbangan kami untuk diselenggarakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Kelas yang diselenggarkan bisa berubah-ubah, menyesuaikan karakter masing-masing daerah," terangnya.
Ditiadakannya, kelas FFA Vespa 2 Tak dan 4Tak karena pertimbangan habis hujan. Kondisi sirkuit cukup berbahaya untuk pengereman, makanya kelas tersebut tiadakan. Sampai jumpa di sirkuit Mijen, Semarang.[Ahs/timBX]