MAR 31, 2020@13:17 WIB | 1,072 Views
Tanda tanya besar sekaligus menjadi tanggung jawab manufaktur Jepang seperti Toyota adalah menciptakan mobil dengan green emission. Toyota mempersiapkan teknologi tersebut tidak sendirian, dan tidak tergesa-gesa memamerkan mobil listrik ke konsumen. Toyota memperkenalkan kampanye bertajuk hydrogen economy untuk wilayah Asia Timur dengan menggandeng pabrikan Jerman, BMW.
Sebenarnya Toyota sudah memulai memperkenalkan teknologi hydrogen pada Toyota Mirai pada 2016. Dengan serapan market yang terbilang rendah, apakah kerja sama antara BWM dan Toyota menjadi taktik cerdas mengakali langkah mati Toyota memperkenalkan varian fuel cell ke market.
Kerja sama Toyota dan BMW adalah kemitraan yang terus berkembang, setelah Toyota Supra dan BMW Z4. Tidak berhenti di situ saja, mereka mulai mengembangkan teknologi mesin hydrogen sebagai opsi mobil masa depan Toyota khususnya. Jepang dan Korea Selatan terus mengembangkan teknologi ini, sebelum mereka lepaskan ketergantungan mengimpor bahan bakar fosil ke negera mereka.
Klaus Frohlich member dewan BMW menegaskan kerjasama tersebut. "Kami yakin bahwa mesin alternatif bakal berdampingan satu sama lain di masa depan. Prinsip kami tidak ada solusi tunggal untuk memecahkan memuncaknya spektrum customer untuk mobilitas seluruh dunia. Disisi lain bahan bakar hydrogen bakal melengkapi portofolio kami secara long term. Internal BMW sendiri sedang mengembangkan familiy X sebagai kandidat yang menggunakan mesin ini," jelasnya dikutip dari laman newatlas.com.
Dengan keyakinan Frohlich, BMW bakal mempresentasikan sebuah prototype dengan mesin fuel cell sebagai mobil konsep i Hydrogen Next. Dua tangki seberat 6 kg mengangkut hidrogen yang dimampatkan bertekanan 700 bar. Diprediksi daya jangkaunya mencapai 750 km, dan itu akan menyamai efesiensi bahan bakar Toyota Mirai, di mana waktu chargingnya cukup lama untuk memompa gas hydrogen.
Secara teknis, hydrogen yang dimampatkan dikonversi menjadi tenaga elektrik dengan tenaga 170 hp. Tenaga tersebut sesuai dengan kebutuhan 4 roda dan bantuan tenaga baterai bisa digunakan saat Anda membutuhkan sebagai bonus. Secara total tenaga gabungan yang dihasilkan menjadi 374 hp dan itu cocok untuk sebuah SUV.
Meski hitungan teknisnya sudah terumuskan. BMW butuh waktu untuk menelaah mesin hydrogen cell ke ranah produksi massal. Jadi jangan harap teknologi ini cepat dilaunching ke publik ya Black Pals. Terlebih BMW belum punya infrastruktur khusus untuk ini.
Namun kabar baiknya, pilot kecil dipersiapkan untuk tahun 2022. Hanya beberapa unit mobil dengan teknologi fuel cell hydrogen pada SUV X5 misalnya pada semester kedua 2020. Sedikit informasi yang cukup membanggakan untuk manufaktur Toyota tentunya.[Ahs/timBX]