JUL 30, 2018@20:30 WIB | 1,087 Views
Sebelum dikabarkan memburuk beberapa waktu lalu, mendiang mantan CEO FCA, Sergio Marchionne, ternyata telah menjalani perawatan di rumah sakit tempat ia menghembuskan nafas terakhir, selama setahun. Namun, berita mengenai sakitnya sang pimpinan FCA selalu ditutupi oleh pihak rumah sakit. Selain itu, kabar mundurnya Marchionne juga menyebabkan saham FCA anjlok sebanyak 12% sejak ia didepak dari pimpinan grup otomotif tersebut.
Pertanyaannya, apakah ia sengaja acuh dengan penyakitnya?
Dilansir dari Car Magazine, beberapa petinggi FCA mengatakan bahwa Marchionne tidak membiarkan penyakitnya menyebar, bahkan ketua John Elkann mengklaim karena privasi medis, perusahaan tidak memiliki informasi yang berkaitan dengan kesehatan Marchionne.
Selain itu, rumah sakit Zurich pun mengatakan bahwa Sergio Marchionne merupakan pasien dari rumah sakit tersebut dan telah menjalani pengobatan rawat jalan selama setahun akibat penyakit serius. Meskipun telah menjalani pengobatan dan operasi medis, mantan CEO tersebut meninggal dunia.
Dia telah memimpin perusahaan selama lebih dari satu dekade dan ternyata akan menyerahkan surat pensiun dini pada April 2019. Elkann juga menyatakan kesedihannya:
“Sayangnya, apa yang kami takutkan telah terjadi. Sergio Marchionne, pria dan teman, hilang. Saya dan keluarga saya akan selalu bersyukur atas apa yang dia lakukan,” kata Elkann
Marchionne sudah digantikan oleh Brit Mike Manley setelah kondisi CEO tersebut memburuk secara signifikan pada hari-hari sebelum kematiannya. Marchionne mengalami koma akibat komplikasi di Rumah Sakit Universitas Zurich setelah melakukan operasi bahu.
“Komplikasi yang tak terduga muncul ketika Marchionne pulih dari operasi dan memburuk secara signifikan dalam beberapa jam terakhir. Sebagai akibatnya, Tuan Marchionne tidak akan dapat kembali bekerja,” kata juru bicara FCA.
Mengenai kiprah Sergio Marchionne dalam menahkodai grup FCA jangan ditanya. Pasalnya, Marchionne telah 14 tahun menjabat sebagai CEO FCA, dan membawa grup tersebut bangkit dari keterpurukan. Prestasi puncaknya adalah mencapai kesepakatan dengan Chrysler yang bangkrut pada resesi global pada tahun 2009, untuk menciptakan raksasa multinasional yang sekarang berdiri sebagai kelompok pembuat mobil terbesar ketujuh dan bebas utang pada musim panas 2018.[prm/timBX]