SEP 07, 2020@19:44 WIB | 1,540 Views
Mazda CX-30 pertama kali diluncurkan di Indonesia pada Januari 2020 kemarin, dan menjadi kendaraan SUV Mazda pertama untuk generasi 7. Dari segi tampang memang, mobil yang merknya dipegang oleh PT Eurokars Motor Indonesia ini memiliki model minimalis dan tidak banyak corak, tapi eye catching. Why? Mazda Corporation sendiri memberikan mobil ini konsep Bold and Sleek. Bold secara umum berarti tebal dan memang dari segi bodi, Mazda CX-30 lebih besar, baik jika terlihat dari depan, samping atau belakang. Why sleek? Begini, Mazda CX-30 menganut desain karakter kaligrafi Jepang dengan tiga KODO utama yaitu “Yohaku”, artinya keindahan ruang kosong, “Sori” kurva yang menggambarkan ketenangan dan “utsuroi”artinya permainan cahaya dan bayangan, yang semuanya ada di Mazda CX-30 ini.
Jika dilihat dari depan, memang karakter simpel juga tergambar seperti lampu utama, DRL atas berada di satu tempat dan juga sudah LED, dengan hiasan krom melebar dari kiri ke kanan. Serta, lampu sein tipis manis di bawah, ala mobil tahun 90-an, menarik. Di logonya sendiri memiliki sensor untuk mendeteksi jarak kendaraan di depannya ketika menggunakan Mazda Radar Cruise Control [MRCC]. Sehingga, ketika jarak kendaraan depan mulai dekat, otomatis rem akan “bermain”pula Blackpals.
Lalu, jika kalian melihat di kaca depan bagian atas, maka akan terlihat sensor yang bisa mendeteksi “halangan” seperti pejalan kaki, kendaraan yang mengerem tiba-tiba, dan lainnya. Ketika ini terjadi, maka sensor akan mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan Mazda Smart City Brake Support.
Dari samping tentu saja akan terlihat roda dan velgnya yang ganteng berukuran 18 inci, dengan gaya fender membengkak ala SUV. Tak ketinggalan, garis tubuh berbentuk “S” terbentuk dari model bodinya yang besar lebih memikat mata. Serta pilar D nya yang besar, seakan-akan ingin mengatakan bahwa “Saya SUV Modern”, good looking!
Tak banyak terlihat di belakang, hanya pintu yang terlihat “menggembung” dan lampunya yang sudah LED, namun sayangnya belum menggunakan fitur power back door. Knalpot dua buah pun turut menghiasi bagian belakang yang tentu aktif keduanya.
Masuk ke bagian kabinnya, hal yang pertama yang dirasakan adalah aura kabin yang lapang, tapi tak banyak pernak pernik alias simpel khususnya di bagian dashboard. Nah, konsep “MA” yang dibuat Mazda adalah memanfaatkan ruang kosong, yang sebenarnya seluruh fungsi “kokpit” itu tertuju ke pengemudi.
Full material empuk? Benar! Untuk Mazda CX-30 ini material empuk bisa dirasakan di dashboard, dan door trim. Balik ke dashboard, hanya beberapa “part” saja yang menghiasi bagian depan ini, yaitu layar 8 inci, tombol AC, bagasi, dan lubang AC. Simpel. Desain setirnya juga dibalut kulit, sehingga lebih nge-grip jika dipegang. Tombol-tombol di setir juga cukup informatif yang tersambung ke cluster meter digitalnya. Untuk generasi ketujuh ini saya katakan sangat menarik karena speedometer dan keseluruhan digital, dan informatif dengan layar tengah memberitahukan informasi mengenai kendaraan.
Duduk di bangku depan ini, rasanya nyaman karena desainnya yang dapat menyangga punggung dengan baik, dan juga paha. Sayangnya, ngomongin masalah bangku, ternyata hanya khusus pengemudi yang memiliki fitur electric seat. Sedangkan bangku sebelahnya masih menggunakan otot, meskipun ada fitur peninggi kursinya. Setidaknya bagi yang duduk di samping pengemudi bisa bersantai menatap sunroof dan mendengarkan alunan musik dari audio system baru Mazda, yaitu Mazda Harmonic Accoustic. Ada kemajuan kalau kita katakan dari model lainnya diluar Mazda CX-5 Elite yang sudah menggunakan Bose ya! 11:12 lah MHA dan Bose.
Pindah kebelakang, hanya ada sedikit hiburan, seperti kursi berbalut kulit, dan tidak dapat di-reclining. Paha pun tidak terlalu menyangga sempurna untuk orang dewasa, dan ruang kaki bisa dikatakan cukup lega. Namun, sunroof yang ada, sedikit membuat bagian belakang ini lega. Memang, Mazda Indonesia sendiri mengatakan bahwa mobil ini dikhususkan untuk lebih berkendara sendiri dan juga keluarga muda.
Mengenai tenaga, mesin Skyactiv G 2.0 L ini memiliki tenaga 153 Hp dan torsi 200 Nm. Cukup besar untuk sekelas SUV ini, namun tenaga awal ketika di kickdown sedikit lag selama 1 detik. Berbeda dengan generasi 6 sebelumnya seperti Mazda 6 estate yang sekali kickdown, tenaga langsung menyembur keluar. Ada alasan tersendiri kenapa tipe tenaganya seperti ini, jika diibaratkan mobil ini seakan-akan membaca sensor motorik tubuh, sehingga komputer di mesin membaca gesture tubuh, kemudian mengeluarkan tenaga dari dalam mesin.
Memang agak kurang menarik jika tenaga awal lemot. Namun untuk mensiasatinya, ada tips simpel yaitu gunakanlah mode sport, karena mode ini menjaga putaran mesin di RPM tinggi, sehingga langsung melesat ketika di kickdown.
Untuk i-activesensenya, sesuai dengan generasi 7, yaitu adanya Mazda Radar Cruise Control (MRCC), yang bisa menjaga jarak dengan kendaraan di depan. Fitur MRCC ini juga aktif dengan paket keselamatan lain seperti Rear Cross Traffic Alert, Lane Departure Warning System, dan Lane-Keep Assist System. Selain itu SCBS atau Smart City Brake System juga masuk ke dalam paket lengkap Mazda CX-30 ini. fitur ini menjaga kendaraan agar tidak bertubrukan dengan kendaraan di depan. Jika posisi sudah terlalu dekat dengan kendaraan di depan, namun kaki pengendara masih di pedal gas, maka fitur SCBS ini akan aktif secara otomatis, mengurangi laju kendaraan.
Secara keseluruhan, mobil ini patut diperhitungkan sebagai SUV baru yang nyaman dikendarai untuk jarak jauh, karena nyaman, dan tidak mudah lelah ketika berkendara dengan CX-30 ini.[prm/timBX]