MAY 18, 2018@22:00 WIB | 1,028 Views
Baru-baru ini, London Electric Vehicle Company (LEVC) yang bekerjasama dengan Universitas York di Inggris melakukan pengujian berkala untuk memantau aktivitas otak para pengemudi mobil listrik dan mobil bertenaga diesel. Hasilnya, pengendara kendaraan listrik cenderung memiliki stres yang sedikit dibanding dengan pengemudi kendaraan berbahan bakar diesel.
(LEVC dan Universitas York, Inggris meneliti tingkat stres pengemudi taksi di London)
Dilansir dari electrek, ahli syaraf, Dr. Duncan Williams dari Universitas York mengatakan bahwa tingkat aktivitas otak pengemudi berbahan bakar diesel cenderung menunjukkan konsentrasi tinggi, lantaran kebisingan yang dikeluarkan kendaraan tersebut, serta kondisi lingkungan.
(Dalam penelitian itu, tim dari Universitas York menggunakan alat elektroensefalogram yang dipasang di kepala)
Dr. Williams memasang alat yang dinamakan elektroensefalogram, sering disebut sebagai “penutup otak”, di kepala empat sopir taksi profesional yang semuanya beroperasi di pusat kota London dan memantau aktivitas otak mereka saat mereka mengendarai taksi listrik dan diesel.
(Hasilnya, pengemudi taksi di London yang mengendarai taksi listrik lebih menunjukkan tingkat stres rendah)
“Studi ini terbukti sangat menarik. Semua pengemudi melaporkan bahwa mereka lebih tenang, stres berkurang dan lebih bahagia jika mengendarai taksi listrik daripada jenis diesel. Secara emosional, perasaan tersebut akan berkorelasi dengan gelombang otak Alpha, yang merupakan indikator relaksasi yang baik,” kata Dr. Williams.
(Tingkat kebisingan kendaraan dan lingkungan justru membuat pikiran pengendara taksi justru meningkat yang mengarah stres)
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa lingkungan mengemudi yang lebih tenang memungkinkan pengemudi taksi berada dalam keadaan pikiran yang lebih terkonsentrasi. Dengan kata lain, dengan menyingkirkan deru mesin diesel yang berisik, mereka dapat terus mengemudi dengan lebih fokus, dan tenang.[prm/timBX]