JAN 14, 2021@18:10 WIB | 2,736 Views
Kado ulang tahun ke-100 Suzuki menjadi yang terindah, karena ditahun yang sakral tersebut, Suzuki melalui MotoGP mempersembahkan gelar juara dunia setelah 4 tahun kembali memulai proses rentetan sejarah kembalinya Suzuki sebagai pesaing ketat di kelas Utama MotoGP. Alex Espargaro, Maverick Vinales, Sylvain Guintoli (test rider) adalah tiga pembalap yang ikut menyusun bagaimana skema mesin GSXR-1000R bisa berkompetisi di kelas utama MotoGP. Vinales melejit dengan masuk 4 besar klasemen ditahun 2017. Sementara Tahun 2018, masuk dua pembalap Alex Rins dan Andrea Iannone menggantikan kedua pembalap dan bertarung di tiga besar klasemen. Hingga formasi 2019, Alex Rins yang bertandem dengan juara dua Moto2 Joan Mir menjadi tandem yang paling sukses menyusul juara umum MotoGP 2020.
Suzuki kemudian meluncurkan GSXR1000 yang keenam dan GSXR1000R yang telah turun di kelas balap dunia. Sebut saja World Endurance Championship 12 podium selama 18 Tahun. Kemudian saat bermain di kelas 24 Hours Le Mans, dengan 8 kemenangan selama 19 tahun. Di kelas balap Bold'or 24Hours Endurance, Suzuki GSXR1000 meraih 12 kemenangan selama 19 tahun. Dan di kelas AMA Superbike Championship Suzuki meraih 8 podium selama 17 tahun penyelenggaraan.
Menggunakan mesin inline four, DOHC, berkubikasi 999,8cm3, dengan bore X stroke 76mm x55,1 mm. Dengan teknologi valve train yang dikembangkan dari pengalaman MotoGP, menggunakan noken as yang lebih ringan. Material yang lebih ringan menghasilkan RPM lebih tinggi, didukung klep yang bekerja lebih maksimal. Sementara piston telah dilengkappi DLC coating untuk menambah durabilitas.
Antara klep buang dan hisap sudah terbuat dari material titanium. Klep buang misalnya lebih kecil 24mm dari sebelumnya 25mm, dan bedanya 8,2 gram. Imbasnya karena bobot lebih ringan kemampuan mesin di putaran rpm lebih tinggi. Sementara katup hisap dibuat lebih besar menjadi 31,5 mm bukan 30 mm. Fungsinya tentu tenaga cukup nendang saat di RPM tinggi. Mesin Suzuki GSX yang mampu melejit di RPM tinggi, tentunya harus diimbangi saat tenaga di RPM rendah dan menengah.
Tiga sistem yang disuntikkan, Suzuki Racing VVT (SR-VVT), Suzuki Exhaust Tuning Alpha (SET-A), dan Suzuki Top Feed Injector (S-TFI) memberikan kombinasi tenaga mesin yang lebih melimpah. Hasilnya kekuatan linier dan akselerasi yang ditingkatkan disemua rentang RPM.
Suzuki Racing Variable Valve Timing punya struktur yang sederhana. Lebih ringkas dan ringan tentunya. Catatan SRVVT bekerja hanya pada bagian klep hisap saja. Camshaft (noken As) di SR-VVT tidak menggunakan dua opsi profil cam. Karena hanya satu, didesain bisa fleksibel dengan merubah pergeseran timming cam.
Secara struktur terdiri bola pelor yang bergerak dari dalam ke luar pada saat roda gigi sentrik atas berputas. Kinerja ini berdasarkan efek sentrifugal dari benda yang bergerak, menimbulkan gaya sentrifugal dari dalam ke luar. Akibatnya, derajat cam intake bergeser, dan memperlambat durasi bukaan klep hisap. Setiap klep bekerja berdasar alur parit pada noken as. Pelor bergerak pada plat 1 atas bawah, memberikan efek pada plat 2 yang menyebabkan kemiringan camshaft 5 derajat. Setiap satu derajat kemiringan camshaft akan menambah volume matrik dan power naik di rpm tinggi. [Ahs/timBX]