OCT 21, 2017@11:00 WIB | 1,264 Views
Garansindo Group mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang secara nyata telah mendukung hasil karya dan usaha anak bangsa dalam pencapaian kemandirian energi di masa mendatang. Menteri Energi Sumbar Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan akhirnya berkesempatan mencoba unit sepeda motor listrik GESITS di kantor Kementerian ESDM di Jakarta, 19 Oktober 2017 kemarin.
Menurut CEO Garansindo Group, Mumahammad Al Abdulah, GESITS yang kini telah mencapai tahapan-tahapan pengembangan tidak terlepas dari peran, dukungan, dan perhatian mendalam pemerintah. Garansindo Group yang membidani kelahiran GESITS, secara konsisten terus melanjutkan langkah-langkah strategis guna mencapai tahap produksi GESITS yang berkemandirian penuh dan diserap serta memberi manfaat bagi rakyat.
“Saya katakan kepada pak Menteri, kami tidak perlu insentif-insentif yang aneh-aneh. Tanpa insentif kami optimis GESITS mampu diterima dan bersaing di pasar bebas,” kata Al dalam keterangan resminya.
GESITS yang risetnya ditangani kelompok mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan model sepeda motor listrik berbasis teknologi masa depan. Kendaraan ini diciptakan untuk tujuan menjadi alat transportasi murah bagi masyarakat Indonesia berbasis pada kemandirian sistem transportasi nasional yang hemat energi dan ramah lingkungan yang dibutuhkan tidak hanya di masa depan, tapi juga hari ini.
“Kami melihat pak Menteri ESDM sebagai sosok visioner dan konsisten, sekaligus tegas. Tidak mungkin kami ada di sini hari ini bila yang kami hadapi berpandangan konvensional. GESITS adalah contoh produk bangsa Indonesia yang berpeluang mampu menyambut tantangan energi. GESITS penuh teknologi revolusioner,” lanjut Al.
Ditambahkan sejauh ini proyek GESITS telah mencapai tahap kerjasama produksi antara ITS, Garansindo, dan PT Wijaya Karya Konstruksi (Wikon). Biaya penggunaan sepeda motor listrik, akan lebih murah dan efisien apabila konsep tukar baterai terisi dapat dilakukan di banyak lokasi. Dalam hal ini, Garansindo berpandangan, PLN (Perusahaan Listrik Negara) bisa ikut berkontribusi dalam penyediaan energi dan teknologi pengisian ulang baterai.
“Tidak hanya PLN, perusahaan BUMN seperti Pertamina juga harus berkontribusi. Bayangkan bila seluruh jaringan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang tersebar di Indonesia ikut menyediakan fasilitas penukaran baterai. Bila konsep ini terwujud maka efisiensi menjadi nyata, sekaligus polemik tentang jarak tempuh dan waktu penggunaan motor listrik tidak lagi beralasan,” katanya. [bil/timBX]