JUN 15, 2021@18:00 WIB | 1,167 Views
Masuk ke dalam kabinnya, satu kata yang terbersit yaitu menarik. Menarik dalam artian mewah dan sporty, dengan gaya AMG di dalamnya. Build quality yang ada sangat berkualitas seperti sill plate bertuliskan ‘Mercedes-Benz’ yang mengeluarkan lampu ketika malam hari menambah kemewahan kabin.
Selain itu dari door trim saja, penuh dengan bahan empuk, dengan aksen wood. Selain door trimnya tebal dan kokoh, penempatan tombol-tombolnya sangat presisi, seperti memory seat yang berdampingan dengan pengaturan kursi, tweeter burmester, dan tombol pengaturan spion. Selain itu, tombol power window semuanya sudah auto, baik dari posisi pengemudi maupun sisi penumpang. Kedap? Tentu saja di dalam mobil ini auto silent.
Dashboard full dengan bahan empuk kulit, desainnya yang tidak terlalu agresif tercampur dengan paduan bahan kulit/soft touch, list aluminium di bagian tengahnya, hingga aksen wood memanjang dari dashboard ke konsol tengah. Pandangan ke depan cukup baik, mengingat mobil ini merupakan sebuah saloon.
Setirnya sendiri kokoh dengan balutan kulit dan bagusnya adalah tidak ada bahan suede/alcantara di setirnya. Memang, bahan suede/alcantara bagus untuk menambah “citarasa” sporty pada mobil. Namun lambat laun, bahan tersebut akan rusak dan membuat setir menjadi jelek. Bahan list aluminium membuat setir menjadi lebih terlihat menarik plus tombol multifungsinya.
Sayangnya, kami kurang menyukai “sistem” klakson di setiap mobil Mercedes-Benz, karena kurang responsif ketika di tekan. Kami sedikit agak lama menekan klaksonnya, lalu bunyi keluar perlahan-lahan. Beda dengan mobil keluaran pabrikan lainnya, dengan klakson yang sangat responsif. Cruise control sayangnya belum adaptive, tapi pengaturan tilt dan telescopicnya sudah elektrik, mewah.
Instrumen clusternya juga meskipun kelihatannya analog, ternyata sudah sepenuhnya digital. Dengan tampilan kiri yaitu kecepatan [km] dan sebelah kanan yang bisa diubah-ubah seperti RPM, G-Force, hingga konsumsi bahan bakar. Selain itu, tema tampilan cluster ini bisa diubah dengan tiga mode. Untuk layar tengahnya merupakan tampilan informasi mengenai kendaraan atau hiburan.
Layar tengahnya cukup besar 10.25 inci full warna tentunya. Dengan banyak fungsi seperti hiburan, pengaturan mobil [keamanan] hingga navigasi. Pengaturan ambient light juga tersedia di layar ini dengan pilihan hingga 64 warna. Sayangnya di Final Edition ini, pengaturan AC dan pemanas kaca masih berupa tombol, dengan penunjuk indikatornya bergabung di layar 10.25 incinya. Mungkin di C300 Next Gennya sudah digital semua ya BlackPals?
Tombol-tombol navigasi, radio, hingga hazard dibuat sebagai ‘shortcut’, tanpa harus masuk ke pilihan layar. Jam analog, sekali lagi menambah kemewahan mobil ini. secara keseluruhan, konsol tengah yang dibalut dengan material wood yang sangat rapi, meskipun ada laci dengan dua cupholder, port USB dan wireless charger. Selain itu, elemen piano black berbentuk ‘perisai’ ini juga menjadi ujung tombak kenyamanan berkendara. Disinilah terletak tombol pengatur mode berkendara, parking assist, kamera 360, idling stop, trackpad dan controller entertainment, hingga tombol tirai belakang. Box di tengah juga cukup besar, dengan tambahan port USB untuk audio/charger.
Kedua bangku di depan sudah elektrik dengan tiga memory seat. Menariknya, jika paha pengemudi/penumpang depan kurang tersangga, maka bangku dapat dipanjangkan, sehingga lebih nyaman diajak berkendara. Bangku dengan bahan Artico leather hitam ini semi bucket seat, sehingga, punggung akan terasa lebih menyangga, apalagi ketika dibawa bermanuver.
Ketika duduk di bagian row kedua, memang diakui tidak banyak “tingkat hiburan” yang tersedia. Meskipun begitu, material jok yang sangat berkualitas membuat penumpang nyaman ketika duduk. Selain itu, adanya panoramic roof membuat suasana belakang lebih lega. Ditambah lagi alunan musik dari burmester plus pengaturan AC di row belakang. Sayangnya terdapat ‘gundukan’ besar di tengah sehingga ketika mengangkut tiga penumpang di belakang, akan sangat mengganggu.[prm/timBX]