FEB 26, 2020@19:00 WIB | 1,403 Views
Potensi mobil listrik lawan konvensional menarik untuk disimak. Ini mendemonstrasikan mobil listrik dapat bersenang-senang serta punya tempat seru di dunia kompetisi. Seperti pencetak rekor Pikes Peak Volkswagen IDR listrik melawan supercar asal Inggris Mclaren 720S.
McLaren 720S sendiri merupakan salah satu supercar dengan akselerasi tercepat di dunia. Berbekal jantung V8 90 derajat twin turbo, tenaga sebesar nomenklatur (720 PS) dapat dimuntahkan. Torsi pun tentu berlimpah ruah, memuntir roda belakang sekuat 770 Nm lewat Seamless Shift Gearbox (SSG) 7-percepatan. Segala angka fantastis ini berimplikasi pada torehan akselerasi. Capaian 0-100 kpj diraih dalam tempo 2,9 detik, dan 0-200 kpj dalam 7,8 detik saja.
Kendati terpaut secara data, ternyata VW dapat mengungguli di dunia nyata saat diadu di lintasan lurus. Dibuktikan oleh Chris Harris dalam serial tv otomotif Top Gear. Sila bandingkan terlebih dahulu, di atas kertas IDR hanya mencatatkan angka 690 PS beserta torsi puncak 650 Nm. Terlihat malu-malu bukan? Tapi ternyata semenjak isyarat start dibunyikan, IDR langsung berlari secepat kilat.
Sebab utama adalah karakteristik puntaran spontan sebuah motor listrik. Dari posisi diam, torsi puncak dapat sesegera mungkin diraih tergantung settingan otak komputer. Ini jelas beda dengan Internal Combustion Engine (ICE). Seperti supercar Inggris ini, ia baru dapat mencapai kekuatan maksimum di putaran 5.500 rpm. Bahkan tenaga puncak keluar hampir di ujung napas, tepatnya 7.500 rpm. Perlu persiapan membangun momentum terlebih dahulu agar mencapai sisi terliar.
Di samping itu, bobot IDR berkontribusi atas keunggulan. Sekitar 300 kg lebih ringan padahal mobil listrik terkenal berat. Ini dikarenakan VW IDR diciptakan sebagai pencetak rekor tanpa batasan regulasi apapun. Ia mengawali kembalinya kampanye VW di dunia hillclimb setelah tidur panjang sejak 1987. Menggandeng pebalap Romain Dumas dan Norma Auto Concept yang berambisi besar di ajang balap naik gunung.
Ya, mereka ditugaskan untuk menciptakan mobil listrik pencetak rekor dengan sokongan bujet dan teknologi VW. Keahlian diuji dengan target utama bobot 10 persen di bawah pencetak rekor elektrik di arena hillclimb, eO PP100. Ini menambah kompleksitas kalkulasi keseimbangan antara rangka monokok serat karbon dengan komponen elektrikal. Agar tetap ringan, IDR hanya menggendong dua motor listrik. Segala jerih payah membuahkan hasil mobil listrik spek kompetisi ‘liar’ dengan berat 1,1 ton.
Tak ketinggalan sisi aerodinamika masuk ke dalam daftar bahan pertimbangan. Pengembangan aero dilakukan melalui cara digital. Di samping itu, Wind Tunnel Porsche turut dilibatkan dalam pengujian nyata. Seluruh upaya ini menghasilkan mobil listrik super kencang dengan potensi akselerasi 0-100 kpj dalam tempo 2,25 detik. Pun IDR berhasil mematahkan rekor eO PP100 di arena hill climb. Padahal eO berkekuatan nyaris 1.600 PS berikut torsi 2.520 Nm.
Kehebatan IDR sanggup membuat Chris Harris mabuk darat. Dikatakan bahwa ini satu-satunya mobil yang sanggup membuatnya demikian akibat G-Force, atau kemungkinan efek dari komponen elektrik. Lantas wajar disimpulkan bila IDR menunjukkan seberapa mengasyikkan dunia motorsport di zaman setrum. Karakteristik anyar dengan potensi yang bisa lebih dari ICE.[Mqd/Hsn/timBX]