DEC 22, 2019@11:05 WIB | 1,038 Views
Alex Rins telah memberikan dirinya nilai 8,5 dari skala 10 untuk musim 2019 dengan Suzuki, setelah mencetak kemenangan perdana sekaligus mendapat posisi terendah di MotoGP.
Pebalap asal Spanyol itu menyamai prestasi Maverick Vinales pada 2016 untuk mengamankan tempat keempat dalam klasemen kejuaraan dunia pebalap MotoGP untuk Suzuki. Keduanya juga menyamai posisi John Hopkins pada 2007 (tempat ke-4) yang memberi hasil terbaik untuk pabrikan Hamamatsu di MotoGP era modern.
Rins menghasilkan dua momen menonjol musim ini dengan kemenangan MotoGP perdananya, yang pertama mengalahkan Valentino Rossi di Grand Prix Amerika Serikat dan yang kedua di Grand Prix Inggris dalam pengambilan tikungan terakhir yang luar biasa ketika bersaing ketat dengan Marc Marquez.
Menjelang titik tengah musim, Rins disebut-sebut sebagai penantang gelar dunia saat ia naik ke posisi dua besar klasemen tetapi tabrakan beruntun di Assen dan Sachsenring menipiskan peluangnya.
Sebagai hasilnya, Rins mencerminkan musim ketiganya di kelas utama sebagai kemajuan yang cukup baik tetapi dengan ada banyak hal yang perlu diperbaiki.
“Saya akan mengatakan angka 8,5 (dari 10). Karena saya jatuh tiga kali dan saya tidak bisa mengakhiri musim yang sempurna, "kata Rins.
“Saya berharap hasil yang baik dan mendapatkan kemenangan pertama saya setelah musim 2018. Pada akhirnya kami memiliki dua kemenangan penting, di Austin adalah kemenangan pertama saya.
“Di Silverstone, saya mengungguli Márquez di tikungan terakhir, jadi itu adalah hasil yang luar biasa. Tapi yang pasti kami banyak belajar dan kami tumbuh sebagai tim, kami telah meningkatkan langkah demi langkah dan meskipun ada beberapa kecelakaan, kami menyelesaikan musim dengan sangat bagus.”
Tentu saja dua kemenangannya di sirkuit Amerika dan Silverstone adalah momen yang penting bagi pemain berusia 24 tahun itu.
"Itu tidak bisa dipercaya," ungkapnya. “Bersaing dengan Marquez selalu sangat sulit. Saya ingat balapan itu (GP Inggris) dengan sangat baik, semua putaran di belakangnya mempelajari poin-poin kuat dan lemahnya, mencoba memahami di mana tempat terbaik untuk menyalipnya, dan pada akhirnya saya mengalahkannya di tikungan terakhir hanya dengan beberapa sentimeter.
“Sulit juga menggambarkan apa yang saya rasakan pada saat itu. Itu lebih dari sekedar kebahagiaan, saya akan mengatakan 'ekstasi'.”[ade/hsn/timBX]