JAN 09, 2018@17:30 WIB | 1,196 Views
Belakangan, rider Suzuki Ecstar, Andrea Iannone menjadi sorotan banyak pihak usai tak kunjung meraih hasil gemilang mencapai pertengahan musim. Ditambah lagi dirinya mendapat kritikan tajam panjang lebar dari legenda Suzuki yang juga juara dunia GP500 1993, Kevin Schwantz lewat La Gazzetta dello Sport.
Schwantz menyebut The Maniac tak cukup keras berjuang mengeksploitasi GSX-RR, yang tahun lalu mengantar Maverick Vinales meraih kemenangan. Pria asal Texas, Amerika Serikat ini bahkan menyuruh Iannone meminta maaf kepada Suzuki dan ikut balapan gokart saja bila malas-malasan.
Pada musim 2017 Iannone menempati peringkat ke-13 klasemen dengan torehan 70 poin, atau tiga tingkat di atas rekan setim Alex Rins. Tentu saja hasil yang dicapai pembalap Italia itu mengundang pertanyaan besar, mengingat statusnya sebagai pebalap andalan utama Suzuki.
Ditambah faktor Iannone yang sudah dianggap berpengalaman di MotoGP, karena sebelumnya memperkuat Ducati dan berhasil mempersembahkan kemenangan pertama di Red Bull Ring 2016 sejak Casey Stoner di Phillip Island 2010.
“Sebagai pembalap utama di tim, mereka harus memberikan 100 persen yang terbaik setiap balapan, karena arah pengembangan pabrikan akan diikuti oleh input. Tapi jika Anda tidak memberikan 100 persen, Anda tidak bisa mendapatkan masukan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki motor,” papar Schwantz seperti dilansir Motorsports.
“95 persen dari setiap motor di grid itu sangat bagus untuk dikendarai, dan Anda harus mengeluarkan 5 persen yang terakhir. Itulah perbedaan antara motor hebat dengan motor yang tidak bisa finis posisi 10 besar,” imbuhnya.
Dengan pengalaman yang dimiliki oleh Iannone seharusya dia telah memenangi GP bersama semua tim yang ia sambangi. Iannone juga harus enjadi pebalap pabrikan yang mengikuti arah terutama pada musim pertama.
“Mungkin tahun depan Rins bisa sedikit memberikan input, karena dia memiliki beberapa pengalaman. Tapi tahun lalu semuanya bertumpu pada Iannone dan dia tidak menjalankannya. Tahun ini, Suzuki memiliki Iannone dan Rins lagi. Tapi saya berpikir, bahwa mereka seharusnya mencari pembalap lain,” kata Schwantz.
Musim lalu, Schwantz mengkritik buruknya performa Iannone, terutama agar berhenti mengeluh tentang masalah GSX-RR. Kepada sang legenda, Iannone mengatakan tidak percaya pada motornya, karena bermasalah pada pengereman, akselerasi, dan saat menikung.
Schwantz mengatakan, dirinya tidak bisa memikirkan seseorang di samping Iannone. Ia tak sabar untuk melihat jenis pengembangan yang akan ditunjukkan Rins. Mungkin Iannone adalah pembalap yang berbeda, ketika dia memiliki sosok yang mendorongnya di setiap lap dalam setiap latihan.
“Tapi saya harus memulai musim depan dengan harapan, bahwa dia berubah menjadi pria dengan kecepatan yang kami ingat dari Ducati. Saat Anda berbicara dengan orang-orang di Ducati, mereka mengatakan dia tidak memiliki arahan. Dia hanya berkata, 'Beri saya apa yang digunakan rekan setim, beri saya apa yang dimiliki [Andrea] Dovi,” pungkas Schwantz. [ddy/timBX]