DEC 24, 2024@15:00 WIB | 77 Views
Nissan dan Honda sebetulnya melakukan merger untuk menyelamatkan Nissan dari ambang kebangkrutan. Namun satu sisi Honda juga butuh kekuatan untuk melawan hegemoni mobil China di pasar seperti Amerika dan Eropa. Otomatis menggandeng Nissan dengan produk mereka di kedua benua tersebut juga punya pasar lebih menarik. Selain itu, Mitsubishi melihat kesempatan ini sebagai induk dari Nissan pun coba juga bekerjasama dalam merger tersebut.
Nissan sendiri di tahun ini saja sudah mengalami krisis dengan pendapatan keuntungan hanya setengah persen dari total penjualan. Kalau saja mereka tidak mencari investor maupun aliansi baru akan terjadi collaps atau ya bakalan runtuh brand satu ini.
Lantas, proses penyelamatan ini melibatkan Honda dan Mitsubishi sebagai cara baru untuk memajukan Nissan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah berbagi platform atau teknologi dari Honda dan Mitsubishi. Lantas, kaya apa sih prosesnya?
Mulai dari Proses Transfer Teknologi dan Saham
Saham sendiri memang jadi opsi utama dalam merger kali ini. Bahkan saham mereka berdua pun sudah terdaftar di Stock Exchange Jepang. Selain itu, opsi lainnya adalah transfer teknologi antara kedua perusahaan mobil tersebut. Sedangkan intregasi bisnis mereka berdua bakalan persis sama seperti VW Group kemarin. Seluruh produk Nissan dan Honda akan dijual terpisah namun teknologi akan terjadi transfer.
Satu sisi, pembahasan ini bakalan berlangsung hingga 2026 mendatang dengan beberapa pembicaraan seperti masalah model dan lain sebagainya. Tentu saja dengan kerjasama ini harapannya bisa mendongkrak Nissan dalam penjualan terutama masalah model di Asia yang selama ini hanya dominan oleh Nissan Serena dan X-Trail.
Sedangkan transfer teknologi memungkinkan Honda bisa membuat mobil listrik seperti e-Power di mobil Honda atau sebaliknya teknologi CVT Honda akan hadir di model tersebut.