JAN 13, 2019@16:00 WIB | 1,848 Views
Pemerintah mendorong percepatan pembangunan industri bahan baku baterai lithium yang akan mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Langkah strategis ini sesuai implementasi peta jalan industri otomotif nasional dan program prioritas Making Indonesia 4.0.
“Salah satu kunci sukses pengembangan kendaraan listrik adalah teknologi baterai dan powertrain elektrik motornya,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peletekan Batu Pertama PT. QMB New Energy Materials di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Peresmian pembangunan industri tersebut ditandai melalui penandatanganan prasasti oleh Menperin dan Menteri Kooridanor Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. Turut hadir menyaksikan, antara lain Bupati Morowali Taslim, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Dito Ganinduto, Managing Director PT IMIP Hamid Mina, dan Chairman GEM Co Ltd Prof. Xu Kaihua. Menperin menjelaskan, proyek pembangunan pabrik yang memproduksi material energi baru dari nikel laterit ini dapat memenuhi kebutuhan bahan baku baterai lithium generasi kedua.
“Ini adalah industri new battery, new energy material, yang menghasilkan high purity nickel cobalts compounds for rechargeable batteries,” tuturnya.
Airlangga meyakini, melalui proyek smelter berbasis teknologi hydrometalurgi tersebut, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pengembangan industri baterai untuk kendaraan listrik. Selain itu juga membuat struktur sektor otomotif di dalam negeri semakin kuat.
“Berdasarkan peta jalan pengembangan industri otomotif nasional, pada tahun 2025, target kita 20 persen dari total produksi kendaraan di Indonesia adalah yang berbasis elektrik. Artinya, ketika produksi kita mencapai 2 juta unit per tahun, sebanyak 400 ribu itu kendaraan listrik,” paparnya.
Sedangkan, Making Indonesia 4.0 menargetkan pada tahun 2030, Indonesia menjadi basis produksi kendaraan jenis Internal Combustion Engine (ICE) maupun Electrified Vehicle untuk pasar domestik hingga ekspor. Hal ini didukung oleh kemampuan industri nasional dalam memproduksi bahan baku dan komponen utama serta optimalisasi produktivitas sepanjang rantai nilai industri tersebut.
Guna merealisasikan sasaran itu, Kementerian Perindustrian bertekad untuk senantiasa mendukung dan memfasilitasi kebutuhan para pelaku industri di dalam negeri. Hal ini guna mewujudkan kemandirian dan kebanggaan nasional.
“Maka itu, kami akan kawal dan akselerasi pembangunan industri ini bisa selesai atau beroperasi pada 16 bulan ke depan,” ungkapnya.
PT. QMB New Energy Materials merupakan wujud kerja sama antara perusahaan Tiongkok, Indonesia dan Jepang yang terdiri dari GEM Co.,Ltd., Brunp Recycling Technology Co.,Ltd., Tsingshan, PT IMIP dan Hanwa. Pabrik ini akan dikembangkan dengan lahan seluas 120 hektare.
Total investasi yang ditanamkan sebesar USD700 juta dan akan menghasilkan devisa senilai USD800 juta per tahun. Dari pabrik ini juga bakal menciptakan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 2.000 orang.[prm/timBX]