AUG 30, 2018@11:00 WIB | 3,390 Views
Perhelatan Asian Games sebentar lagi akan mencapai puncaknya. Nah, bisa jadi ini adalah salah satu alasan yang tepat untuk menjajal sejumlah teknologi yang dihadirkan di Gelora Bung Karno tersebut. Salah satu teknologi yang paling menarik adalah konektivitas 5G dan mobil listrik otonom yang dapat dicoba.
Ya, di ajang Asian Games 2018, Telkomsel menghadirkan jaringan 5G di Telkomsel 5G Experience Center. Di sana, pengunjung dapat mencoba berbagai permainan yang mengandalkan jaringan internet super cepat itu. Tak ketinggalan mobil listrik otonom yang digadang-gadang akan menjadi solusi bagi smart city di masa depan.
(Mobil otonom hadir di ajang Asian Games 2018)
BlackXperience berkesempatan untuk menjajal mobil ini mengikuti rute yang sudah ditentukan. Mobil otonom ini—selanjutnya disebut Autonomous Electric Vehicle (AEV), hadir dengan baterai 33 kWh. AEH diklaim mampu bertahan selama 9 jam, sementara proses charging akan memakan waktu sekitar 7-8 jam. Produsen otomotif asal Prancis, Navya didapuk untuk menciptakan EAV yang digunakan selama Asian Games 2018.
(Mobil ini hadir dengan konsep kepala ganda)
Menariknya, EAV hadir dengan dua kepala sehingga memungkinkannya untuk maju ke arah berlawanan tanpa harus memutar tubuhnya. Selama demo di Asian Games, mobil ini mampu menampung 12 orang sekali angkut dengan formasi 8 duduk dan 4 lainnya berdiri. Masing-masing kursi dilengkapi dengan seat belt.
(AEV mampu menampung hingga 15 orang)
Di dalamnya, terdapat delapan kursi, empat pegangan untuk berdiri, dan sebuah layar yang di depannya terdapat kamera 360 untuk memantau seluruh bagian dalam mobil. Agak sedikit ke atas, terdapat sebuah panel dengan layar sentuh. Melalui panel inilah operator akan mengoperasikan rute EAV selama Asian Games. Kabarnya, jumlah penumpang bisa bertambah jika perangkat kamera 360 dan layar yang tersambung pada kamera tersebut dilepas. Ada beberapa kursi di balik kamera tersebut.
(Operator menginisiasi perjalanan melalui panel layar sentuh)
Pertama, operator akan menginisiasi perjalanan dengan menentukan rute dan menekan tombol Go pada panel layar sentuh. Selanjutnya, EAV akan berjalan sesuai rute. Ada 8 sensor yang dipasang pada kendaraan ini: tiga di depan, tiga di belakang, dan masing-masing satu pada bagian samping mobil. Sensor ini akan mendeteksi halangan dalam radius 20 meter.
EAV sebenarnya mampu melaju dengan kecepatan maksimal 25 km/jam. Nah, selama masa uji coba di Asian Games, mobil ini hanya diatur untuk melaju dengan kecepatan 7-10 km/jam karena sempitnya rute yang harus dilalui.
(AEV dibekali dengan kecerdasan buatan untuk mempelajari rute perjalanan)
Sistem kecerdasan buatan yang ditanamkan pada AEV akan mempelajari rute yang sudah ditentukan. Tak hanya itu, sistem AI ini akan memprediksi halangan dan mengantisipasi gerakan yang ada di sekitarnya. Ketika mendeteksi adanya halangan baik dari depan atau samping, atau diprediksi munculnya halangan di depan ketika sedang berada di jalan, sistem AI akan membuat keputusan untuk menghentikan EAV.
Nantinya, mobil ini membutuhkan koneksi latensi rendah agar bisa berhubungan dengan mobil AEV lainnya. Untuk itulah koneksi 5G hadir. Setidaknya dibutuhkan latensi rendah sebesar 1 ms serta kecepatan transfer data sebesar 20 Gbps agar AEV.
(Butuh koneksi dengan latensi rendah agar kendaraan ini bisa berkomunikasi dengan AEV lainnya)
Semua pengunjung Asian Games berkesempatan untuk menjajal AEV. Ada beberapa opsi yang ditawarkan untuk dapat menikmati pengalaman menaiki mobil otonom ini. Tentunya dengan melakukan pendaftaran melalui aplikasi Telkomsel Asian Games. [Trd/timBX]