SEP 23, 2020@08:00 WIB | 970 Views
Faktanya, perkembangan teknologi yang semakin canggih memang dimaksudkan untuk memberi kemudahan bagi manusia. Termasuk adanya fitur kemudi otomatis, Autopilot, yang disematkan pada mobil kesayangan. Namun, bukan berarti orang di balik kemudi sepenuhnya lepas kendali.
Seorang pemilik Tesla Model S di Alberta, Kanada, didakwa dengan mengemudi berbahaya akibat tidur saat berkendara dengan kecepatan 150 km/jam. Kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang sistem mengemudi otomatis Tesla, Autopilot, dan kepuasan pengemudi.
Pada 9 Juli, polisi Kanada menerima keluhan mengemudi sembrono di Highway 2 dekat Ponoka di Alberta. Tesla Model S 2019 "tampaknya mengemudi sendiri," kata polisi, "menempuh jarak lebih dari 140 km/jam, dengan kedua kursi depan bersandar sepenuhnya dan kedua penumpang tampak tertidur."
Petugas pun mulai mengejar kendaraan dengan lampu darurat berkedip. Saat itu, kendaraan secara otomatis mulai melaju hingga akhirnya mencapai kecepatan 150 km/jam. Usai menepikan kendaraan, pengemudi yang merupakan pria berusia 21 tahun dari British Columbia diberikan sanksi. Ia diberi tuduhan ngebut dan mengemudi sambil kelelahan, yang mengakibatkan suspensi lisensi 24 jam. Belakangan, ia didakwa mengemudi berbahaya harus hadir di pengadilan pada Desember mendatang.
Tentu saja kasus ini menjadi peringatan penting, tak hanya bagi masyarakat namun juga bagi produsen. Pihak berwajib menekankan bahwa meskipun kendaraan dibekali fitur Autopilot, sosok dibalik setir tetap bertanggung jawab penuh atas tata cara mengemudi yang benar.
"Meskipun produsen kendaraan baru telah membangun perlindungan untuk mencegah pengemudi mengambil keuntungan dari sistem keselamatan baru di kendaraan, sistem tersebut hanya sistem keselamatan tambahan," kata Inspektur Gary Graham dari Layanan Lalu Lintas RCMP Alberta dalam sebuah pernyataan. "Itu bukanlah sistem yang dapat mengemudi sendiri, mereka [pengemudi] tetap memiliki tanggung jawab untuk mengemudi."
Juru bicara Tesla juga menanggapi tanggapan yang beredar. Pihaknya mengklaim Autopilot sebagai sistem otonom yang menggabungkan kontrol jelajah adaptif, bantuan penjaga jalur, parkir mandiri, dan, yang terbaru, kemampuan untuk mengubah jalur secara otomatis. Ini menggunakan serangkaian sensor, termasuk delapan kamera, radar, dan ultrasonik, untuk mengotomatiskan beberapa tugas mengemudi, tetapi juga mengharuskan pengemudi untuk tetap terlibat dengan kendaraan agar dapat beroperasi.
Tesla mengatakan sistem bantuan pengemudi yang canggih hanya akan berfungsi jika mendeteksi tangan pengemudi di roda kemudi. Jika tangan pengemudi tidak terdeteksi, tampilan di belakang kemudi akan mulai berkedip, diikuti dengan peringatan yang dapat didengar, dan akhirnya, Autopilot akan dinonaktifkan dengan sendirinya.
Hingga kini, belum jelas sejauh mana pemilik Tesla Kanada menyalahkan autopilot. Pada akhirnya, manusia tetap memegang peranan sentral dan sepenuhnya mengandalkan teknologi. [yub/asl/timBX] berbagai sumber