JAN 11, 2022@19:30 WIB | 668 Views
Serat karbon telah menjadi primadona di dunia otomotif karena memiliki banyak keunggulan dibandingkan bahan lain seperti misalkan lebih ringan dan struktural. Keunggulannya terlihat pada mobil listrik seperti BMW i3 dan hypercar kelas atas seperti McLaren Senna. Produksi komposit ini bisa sangat mahal tetapi seorang ahli di bidangnya telah menemukan cara untuk memproduksinya secara massal dengan cara yang efektif dan ramah lingkungan.
Retrac Composites, sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris sebagai spesialis suku cadang kompleks untuk pelanggan berstatus tinggi, telah merancang teknik pencetakan kompresi baru yang dikatakan dapat membuat bahan eksklusif ini lebih mudah diakses. Inovasi ini memanfaatkan keterlibatan salah satu perusahaan dalam F1 sebagai pemasok suku cadang dan dikombinasikan dengan serat nabati, bio-resin, dan serat karbon daur ulang.
Jajaran komposit baru menggunakan lima opsi berkelanjutan atau daur ulang yang berbeda yang telah dikembangkan untuk memberi tingkat aksesibilitas yang lebih baik tanpa mengorbankan keberlanjutan atau kinerja. Ini juga menampilkan sejumlah besar serat karbon daur ulang dan pilihan serat alami yang dapat diterapkan pada beberapa struktur ringan yang berbeda. Bahan-bahan ini terdiri dari rami non-anyaman RCF, serat karbon daur ulang RC2, rami dan powerRibs Evopreg ampliTex, termoplastik kaca tenunan, dan termoplastik karbon tenunan.
Secara tradisional, jika ingin menyatukan struktur karbon, diperlukan proses penenunan yang panjang yang mengharuskan konstruktor untuk menempatkan lapisan anyaman serat ke dalam cetakan, memasukkannya ke dalam kantong vakum dan mengompresnya. Kemudian perlu diatur dalam autoklaf pada suhu sekitar 392 derajat Fahrenheit pada tekanan enam bar selama empat hingga enam jam. Produksi konvensional ini menggunakan energi yang luar biasa, dengan biaya lebih dari $650 per siklus.
Retrac bersikeras bahwa mereka dapat memotong proses ini menjadi hanya empat menit dengan sistem cetakan kompresinya. Ini menggunakan anyaman kering yang kemudian diikuti dengan resin pra-campuran yang telah dikompresi dan dipanaskan, sehingga memotong beberapa langkah manufaktur yang mahal dan mengurangi penggunaan energi. Perusahaan tertentu telah beradaptasi dengan cetakan kompresi untuk produk mereka, tetapi mesin press ulir 60 ton yang baru dari perusahaan inilah yang membuat semua perbedaan.
Mesin press buatan Retrac ini ditenagai oleh servo listrik daripada sistem hidrolik konvensional yang berarti konsumsi energi lebih rendah selama fase kompresi. Itu karena servo ini hanya membutuhkan energi saat mesin press mendekati struktur. Dengan metode ini, yang memanfaatkan perangkat lunak buatan Retrac, tidak hanya akan mengurangi waktu produksi serat karbon secara signifikan, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas dari serat karbon itu sendiri. Berkat ini, lebih banyak produsen otomotif dapat menggunakan serat karbon di mobil dengan harga yang lebih terjangkau. [fkg/zz/timBX]