MAR 02, 2020@17:00 WIB | 2,290 Views
Racikan Suzuki XL7 mirip seperti Honda merancang BR-V. Sama-sama hasil mengolah Low MPV Ertiga dan Mobilio, agar tampak gagah ala SUV. Kami tergelitik mengadu kedua varian tertinggi. Karena selisih harganya cukup jauh. Banderol Suzuki XL7 Alpha AT Rp 267 juta dan Honda BR-V Prestige CVT Rp 291,3 juta. Terlampau jauh Rp 24,3 juta, Apakah BR-V Prestige lebih unggul atau justru sebaliknya?
Desain
Honda tidak mempertahankan banyak identitas Mobilio. Hanya menyisakan garis samping dan bahu. Patut diakui, ubahannya lebih niat dibanding Suzuki XL7. Muka dan bokong didesain ulang. Efek floating roof di pilar D pun hilang. Seperti biasa, cladding hitam dan skid plate perak menghias sekeliling bodi, sama seperti XL7.
Bahkan dua-duanya terlihat mirip. Kalau cuma memperhatikan cladding, aksen silver dan roof rail, pasti bisa saling tertukar. BR-V sudah mengalami penyegaran dua kali. Pertanda usia yang kian uzur. Momen regenerasi seharusnya tak lama lagi terjadi. Facelift terakhir berkutat sekitar bemper depan-belakang dan desain baru pelek. Setidaknya itu yang paling terlihat.
Kalau bosan melihat tampang BR-V, tentu tidak begitu dengan XL7. Sayangnya Suzuki cuma membedah fasad Ertiga dengan mengganti lampu dan grille. Memang jadi tampak kokoh dan tangguh, sesuai bila dipadankan body cladding plus side skirt. Makin eksklusif, kelir bodi dibuat two-tone. Pilar A sampai atap dibanjur cat hitam yang semakin mengeluarkan aura gagah. Sisa desain lain tak berbeda dari Ertiga. Kecuali pelek yang naik ukuran ke 16-inci. Tongkrongan pun meninggi jadi 200 mm, setara BR-V 201 mm.
Nuansa dasbor BR-V yang identik Honda Brio, mendapat sentuhan baru. Setir comot milik Honda Civic FD1 sudah sangat familiar bentuknya. Terbalut kulit, termasuk seluruh jok dengan hiasan striping dan jahitan merah. Kabin sedikit lebih lega dari XL7. Itu lebih dikarenakan busa jok tipis yang tentunya tidak senyaman milik XL7.
Kabin XL7 tak ubahnya Ertiga Sport yang sedikit dibuat mewah. Material jok berpadu fabric dan kulit sintetis. Bukan untuk tipe Alpha saja, tapi di semua varian. Aksen kayu seperti di Ertiga Sport diganti gaya serat karbon. Selebihnya sama. Jok lebih nyaman diduduki dibanding BR-V, meski kalah luas. Positifnya, dua deret kursi belakang bisa dilipat rata lantai. BR-V tidak bisa.
Fitur
Beda harga cukup jauh dapat menentukan value terbaik bila membongkar fitur apa saja yang ada. Mayoritas kelengkapannya sama, namun bila mendata satu persatu, XL7 Alpha malah unggul. Paling krusial, lampu utama BR-V belumlah LED tapi berupa halogen proyektor. Jenis lampu XL7 bertolak belakang. Sudah LED tapi bingkainya masih reflektor. Bila disatukan jadi LED proyektor tentu sangat keren. Namun perbedaan ini tetap punya keunggulan masing-masing.
Sarana hiburan tergolong seimbang. Dua-duanya mengandalkan head unit monitor 8-inci dengan ragam fungsi serupa. Pengaturan dipermudah tombol-tombol di kemudi. Tapi XL Alpha lebih perhatian terhadap kenyamanan maupun penumpang. Disediakan arm rest di baris kedua. Lengan penumpang tidak dibiarkan lelah tanpa ada penyangga. Selain itu, ada cup holder dengan pendingin yang berasal dari saluran AC. Dan yang amat penting sekarang ini, power outlet di ketiga baris. Semua itu tak dimiliki BR-V Prestige.
Masih ada lagi. Khusus Suzuki XL7 varian Alpha, punya fitur istimewa yang pertama di segmen Low SUV. Disebut E-Mirror. Kaca spion dalam menayangkan visual dari kamera yang tertempel di balik garnish plat nomor belakang. Memonitor area belakang tidak akan terhalang kepala penumpang atau barang. Fungsi fitur ini juga sebagai dashcam.
Peranti aktif vehicle Stability Control dan Hill-Start Assist sudah wajib tersedia di varian termahal. Selain tentunya fitur standar airbag, ABS+EBD yang tak perlu dipertanyakan lagi. Dari daftar panjang kelengkapan semuanya, BR-V harus mengakui keunggulan XL7. Wajar, pendatang baru sudah tentu menyiapkan suatu berbeda bila ingin dilirik. Ini bisa menjadi pertimbangan dalam mengembangkan BR-V generasi berikutnya.
Performa dan Pengendaraan
Setidaknya sektor ini bisa bikin BR-V berbangga hati. Gelar LSUV paling bertenaga masin disandangnya. Mesin L15B 1,5-liter SOHC i-VTEC menghasilkan tenaga seimpresif 120 PS dan torsi 145 Nm. Beda cukup jauh dengan K15B 1,5-liter DOHC VVT milik XL7, yang menorehkan 104,7 PS dan torsi 138 Nm. Bukan berarti BR-V unggul mutlak. Mesin baru K15B jangan dipandang sebelah mata. Peningkatannya signifikan dibanding K14B Ertiga lama. Makin kencang dan irit.
BR-V menyajikan sensasi berbeda dari LSUV lain. Mesin bertenaga itu dipadukan transmisi CVT. Karakter penyalurannya jelas beda dari XL7 yang pakai girboks matik konvensional. CVT menjamin kehalusan dan keefektifan seluruh daya terkirim ke roda depan. Efeknya pun positif ke konsumsi bahan bakar.
Tapi hanya satu transmisi itu yang ditawarkan bila memilih BR-V Prestige. Bagi Anda penyuka tiga pedal, pilihannya ada di XL7 Alpha.
Sensasi berkendara sesuai karakter masing-masing merek. Honda yang identik bantingan sporty dan stabil di kecepatan tinggi, turut menurun ke BR-V juga. Sedangkan Suzuki, lebih berkompromi pada kenyamanan penumpang walau terasa hambar. Bahkan salah satu LSUV dengan suspensi ternyaman selain Xpander Cross.
Simpulan
Honda BR-V memperlihatkan bahwa, LSUV bisa dibikin fun to drive. Ciri khas Honda tertempel jelas, mesin bertenaga plus handling menyenangkan. Namun usia tidak bisa disembunyikan bersama peranti pendukung yang makin tertinggal. Mungkin facelift ini akan jadi yang terakhir sebelum beregenerasi total.
Sehingga arah pilihan tertuju ke Suzuki XL7 Alpha. Harga jauh lebih murah dan fitur lebih banyak. Sungguh sangat sepadan dari nilai yang dikeluarkan konsumen.[Mqd/Hsn/timBX]