OCT 13, 2023@10:30 WIB | 372 Views
Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan Proton dan Geely telah menyatakan minatnya untuk mendirikan fasilitas produksi kendaraan listrik (EV) di Thailand. Tidak ada rincian yang diberikan, namun menurut laporan Associated Press, Perdana Menteri Thailand, Srettha Thavisin mengatakan kedua negara akan segera membahas masalah ini.
Sementara itu, Reuters dan Bangkok Post melaporkan Srettha mengatakan pabrik kendaraan listrik akan dioperasikan oleh perusahaan patungan antara kedua produsen mobil tersebut. "Mereka (Proton dan Geely) berencana mendirikan pabrik kendaraan listrik di Thailand, dengan pertemuan yang akan diadakan nanti dan mudah-mudahan, langkah selanjutnya yang jelas dapat ditetapkan dan bergerak maju dengan cepat," kata Srettha dalam konferensi pers bersama saat kunjungan resminya ke Malaysia pada Rabu (11 Oktober 2023).
Saat ini, Geely memegang 49,9% saham di Proton, sedangkan 50,1% sisanya dipegang oleh DRB-Hicom, yang baru-baru ini menandatangani perjanjian kolaborasi induk (MCA) dengan perusahaan Tiongkok untuk pengembangan Automotive Hi-Tech Valley (AHTV) di Tanjong Malim, Perak. Geely akan melakukan investasi sebesar 32 miliar Ringgit Malaysia (Rp 76.55 triliun) untuk menjadikan Malaysia sebagai pusat produksi untuk pasar ekspor, kata Anwar, Selasa (10 Oktober 2023).
Berita mengenai ketertarikan Proton dan Geely untuk mendirikan pabrik kendaraan listrik di Thailand cukup mengejutkan, karena hal ini bertolak belakang dengan apa yang diberitakan oleh media lokal pada bulan Agustus tahun ini. Pada saat itu, Geely dikatakan membatalkan rencana untuk memulai produksi kendaraan listrik di Thailand.
Lebih lanjut, Proton baru-baru ini menandatangani nota kesepakatan (MoA) dengan smart Automobile untuk menjajaki kemungkinan perakitan kendaraan pintar secara lokal di Tanjung Malim. Sebelumnya, Proton juga mengatakan bahwa kemitraannya dengan smart Automobile akan mengajarkan perusahaan cara merakit kendaraan listrik. [ibd/zz/timBX] berbagai sumber