NOV 05, 2020@12:00 WIB | 1,230 Views
Mitsubishi Motors sendiri pertama kali memproduksi mobil 4WD pada tahun 1936 dengan model PX-33. Tapi sayangnya mobil PX-33 ini tidak sampai diproduksi massal, hanya ada 4 unit saja yang menjadi prototipe. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, Mitsubishi Motors terus fokus pada pengembangan mobil 4WD, yang dikembangkan dengan mengutamakan kualitas dan juga pengendalian seperti pada mobil 4WD pertama Mitsubishi. Sejak kolaborasi Mitsubishi dengan Jeep untuk kendaraan 4x4 setelah perang dunia ke II usai di tahun 1953, teknologi 4WD ini sudah berkembang dengan pesat. Berikut ini teknologi 4WD yang ada pada mobil-mobil Mitsubishi hingga saat ini.
Sistem 4WD Elektronik
Sistem 4WD ini lebih dikenal dengan sebutan AWD (all-wheel drive), di mana keempat roda dikontrol secara elektronik. Sistem ini memiliki tiga pilihan mode dan bisa dipilih oleh pengemudi sesuai dengan kondisi jalan dan kebutuhan berkendara. Dengan sistem ini pengemudi dapat mengubah mode penggerak secara instan ketika mengemudikan mobil dengan sentuhan ringan pada tombol mode berkendara di konsol.
Mekanisme pembagian distribusi torsi pada roda depan dan belakang akan diatur secara elektronik dan otomatis menyesuaikan dengan kebutuhan mobil sesuai dengan kondisi jalan. Misalnya ketika roda depan kiri kehilangan traksi maka sistem ini akan langsung memberikan traksi lebih besar ke tiga ban lain yang membutuhkan.
Kondisi ini tentunya akan selalu berubah sesuai dengan kebutuhan sang pengemudi dan juga permukaan jalan. Dengan begitu, sistem 4WD ini memastikan performa traksi terdistribusikan secara optimal, tapi secara bersamaan juga menghilangkan karakteristik pengereman di tikungan tajam yang menjadi fenomena mobil 4WD. Sistem 4WD atau AWD ini sudah terbukti dan teruji pada mobil-mobil Mitsubishi, termasuk Lancer Evolution yang berkompetisi di ajang balap reli WRC sejak tahun 1990-an.
Secara umum ada tiga mode berkendara yang dapat dipilih oleh pengemudi pada sistem 4WD Elektronik ini.
4WD Eco – Seperti namanya yang mengutamakan keekonomisan bahan bakar. Pada mode ini torsi yang dimaksimalkan hanya ke ban depan. Namun begitu mobil mengalami selip maka secara otomatis torsi akan didistribusikan juga kepada roda belakang sehingga pengendalian mobil menjadi stabil.
4WD Auto – Pada mode ini, drivetrain akan menyesuaikan performa 4WD dengan kondisi jalan dan karakter pengemudi secara otomatis, baik di jalan aspal kering atau basah sampai ke jalan bersalju. Sistem tidak hanya memberikan traksi lebih ketika kondisi jalan licin saja, tapi juga membuat pengendalian mobil jadi lebih stabil saat menikung.
4WD Lock – Pada mode ini tentunya keempat ban akan selalu bekerja secara berdampingan, dengan torsi pada ban belakang lebih besar. Mode ini akan aktif secara otomatis ketika mobil bertemu jalanan rusak atau ketika tersangkut di lumpur atau salju. Mode ini juga memberikan performa 4WD yang bertenaga saat mobil melaju di jalan biasa.
Twin Motor 4WD
Sistem baru Twin Motor 4WD terdapat pada Outlander PHEV, di mana terdapat dua motor listrik yang menggerakkan roda depan dan belakang secara terpisah. Sistem Twin Motor 4WD ini membagi tenaga dari motor listrik bertenaga 60kW yang masing-masing menggerakkan roda depan dan belakang secara independen.
Pada teknologi ini tidak ada lagi penghubung antara roda depan dan belakang (propeller shafts), yang berarti Twin Motor 4WD ini memberikan respon dan kontrol yang lebih baik dari sistem 4WD mekanikal yang konvensional. Karena tidak ada lagi friksi yang ditimbulkan dari gesekan antara gardan depan dan belakang.
Sistem ini juga menghadirkan karakteristik dari motor listrik, yaitu torsi besar secara instan. Sehingga akselerasi lebih cepat jika dibandingkan dengan mobil lain bertenaga mesin biasa. Selain itu juga Outlander PHEV menghasilkan emisi yang lebih baik bagi lingkungan.
Super Select 4WD II
Sistem ini merupakan pengembangan dari sistem Super Select terdahulu, di mana sistem penggerak empat roda ini menawarkan mode “shift on-the-fly”. Artinya pengemudi dapat mengganti mode penggerak roda ketika sedang berjalan. Bahkan Anda dapat memindahkan mode penggerak roda dari 2WD ke 4WD hingga pada kecepatan 100 km/jam. Sistem Super Select 4WD II ini juga menggunakan transfer case sehingga memiliki sistem 4WD yang lebih optimal.
Berbeda dengan sistem 4WD yang dikontrol secara elektronik, pada mode Super Select 4WD II ini memiliki pilihan antara Full-time 4WD (4H), lalu full-fledged Mitsubishi-Jeep 4WD (4LLc) gabungan antara Viscous Coupling Unit (VCU) dengan center differential, dan 2WD berpenggerak roda belakang (2H) yang lebih irit bahan bakar.
Mode 2H – Pada mode 2H (2WD High Range) ini roda yang menjadi penggerak adalah roda belakang saja, gardan depan tidak akan difungsikan sehingga roda depan hanya berfungsi untuk berbelok seperti mobil 2WD lainnya. Mode ini sangat cocok kondisi jalan normal atau di jalan beraspal kering, seperti: jalan bebas hambatan dengan pemakaian normal. Salah satu fungsinya juga untuk menghemat pemakaian bahan bakar.
Mode 4H – Mode 4H (4WD High Range) ini bisa digunakan pada banyak jenis jalan, dari jalan aspal ke jalanan berlumpur atau bersalju. Pada mode ini VCU atau center differential membuat 4WD full time dengan mengontrol tenaga atau torsi ke roda depan dan belakang dengan proporsi 40:60, sesuai dengan kondisi permukaan jalan. Mode ini memberikan performa maksimal saat jalan menikung dengan kecepatan tinggi atau melibas jalanan licin dan basah.
Mode 4HLc – Pada mode 4HLc (4WD High Range with Locked Center Differential) ini ini memberikan traksi di tenaga atas pada sistem 4WD dengan mengunci center differential. Biasanya digunakan saat melibas jalanan berpasir dan juga jalanan berbatu yang tidak rata. Dengan center differential yang terkunci torsi terdistribusi merata ke 4 roda. Artinya, setiap ban tidak bekerja sendiri – sendiri lagi melainkan bergerak bersamaan. Mode ini diperuntukan untuk melahap medan yang berat, untuk offroad sekalipun mode ini sangat mumpuni.
Mode 4LLc – Mode 4LLc (4WD Low Range with Lock Center Differential) ini merupakan mode 4WD yang sesungguhnya, karena mobil bisa merayap di kecepatan rendah untuk menanjak di perbukitan yang medannya cukup sulit. Dengan mode 4LLc ini maka akan menggerakkan keempat roda di rasio gigi terendah untuk mendapatkan torsi yang maksimal, sehingga mobil bisa melakukan manuver saat terjebak di lumpur yang dalam atau di area berbatuan terjal yang sempit. Untuk perpindahan ke mode 4LLc wajib dalam kondisi berhenti, dengan cara memindahkan transmisi pada “N” dan injak pedal rem.[prm/timBX]