APR 29, 2020@16:55 WIB | 859 Views
Berita baik di tengah pademi Covid-19 adalah perbaikan kualitas udara yang meningkat secara signifikan di sembilan kota besar di seluruh dunia, saat orang-orang berlindung di rumah untuk menerapkan peraturan untuk stay at home demi mengurangi penyebaran virus corona. Kebiasaan baru ini setelah banyak diprediksi banyak pihak terbuki telah menyelamatkan kondisi udara di bumi ini sementara waktu. Sebuah laporan baru yang dikelurakan oleh perusahaan Swiss, bernama IQAir, telah mengumpulkan data pemerintah dari kota Delhi, London, Los Angeles, Milan, Mumbai, Kota New York, Sao Paulo, Seoul, Wuhan, dan Roma.
Tempat-tempat tersebut yang biasanya tersumbat dengan polusi udara berkualitas buruk. Kota Delhi mengalami penurunan polusi sebesar 60 persen selama periode tiga minggu ini saat peraturan penerapan untuk berdiam di rumah berlaku, untuk kota Seoul di Korea Selatan juga mengalami penurunan tingkat polusi sebanyak 54 persen. Sementara di Wuhan, Cina, turun 44 persen.
IQAir memantau pemurnian udara dan memonitor polusi melalui tehnologi peta yang meperlihatkan kualitas udara secara online. Teknologi peta real-time hasil kolaborasi antara IQAir dan program kelestarian lingkungan dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang selama ini memberikan informasi tentang indeks kualitas udara di kota-kota besar serta memberikan peringkat di mana kota yang memiliki polusi udara paling buruk.
Data ini mendukung pengamatan tentang bagaimana kualitas udara telah dibersihkan selama pandemi Covid 19. Ketika kegiatan bisnis hampir semuanya ditutup dan juga aktifitas pesawat, kereta api, dan mobil tidak lagi sesibuk seperti biasanya. Data tersebut didukung oleh NASA yang telah membagikan penangkapan peta pada awal Maret yang menggambarkan penurunan polusi di Cina. Di mana polusi paling banyak disumbangkan oleh pipa knalpot yang menghasilkan nitrogen dioksida di udara. NASA juga mengalami penurunan emisi nitrogen dioksida 30 persen di atas Amerika Serikat bagian Timur Laut pada bulan Maret.
Kolom NO2 Troposfer, Maret 2020, AS Timur Laut. Gambar: NASA
Gambar 1
Kolom NO2 Troposfer, Maret 2015-2019 Rata-rata, Northeast USA NASA
Gambar 2
Roma adalah kota satu-satunya dari 10 kota yang benar-benar mengalami peningkatan tingkat polusi selama periode tiga minggu ini. Karena kemungkinan banyak orang pada kota tersebut yang menggunakan sistem pemanas di rumah, ini bisa menjadi salah satu penyebab kualitas udara menjadi lebih buruk.
Kualitas Udara yang menjadi lebih bersih menjadi kabar berita baik saat pandemi Covid 19 belakangan ini , tetapi kondisi ini tidak diperkirakan akan bertahan lama Dan polusi udara akan kembali dirasakan saat pembatasan sosial yang ditetapkan selama pandemi Covid 19 sudah mulai dilonggarkan. Kondisi ini juga pastinya telah dirasakan bukan saja di kota-kota tersebut tetapi juga sudah diraskan di Indonesia khususnya di Jakarta, dimana banyak beredar foto-foto langit Jakarta yang terlihat menjadi bersih dan juga foto yang memperlihatkan pemandangan gunung salak terlihat kembali di kota Jakarta. [and/asl/timBX]