APR 10, 2023@16:00 WIB | 798 Views
Baru-baru ini, CEO F1, Stefano Domenicali berencana untuk kembali memasukan Vietnam ke dalam ajang balap jet darat F1 di negara tersebut. Negara yang sempat gagal menyelenggarakan F1 ini direncanakan akan kembali dimasukan ke kalender seiring dengan bergantinya petinggi pejabat di negara tersebut.
Jadi dilansir GrandPrix, Minggu (9/4/2023), Domenicali bahkan sudah mengunjungi Hanoi, Vietnam sebelum gelaran GP Australia akhir maret lalu. Ia bertemu dengan beberapa pejabat pemerintahan baru di negara tersebut mengenai kemungkinan masuknya kembali Vietnam ke kalender F1.
Dalam kunjungan tersebut, Domenicali mencoba meyakinkan jajaran pejabat di Vietnam bahwa proposal penyelenggaraan F1 di Vietnam kali ini jauh lebih transparan. Diharapkan dengan negosiasi ini membuat Vietnam bisa ikut menjadi negara penyelenggara F1 tahun depan.
Seperti yang diketahui, sebenarnya Vietnam sudah menekan kontrak selama 10 tahun untuk menyelenggarakan F1 dari 2020 hingga 2029. Namun sayangnya karena pandemi Covid-19 serta kasus korupsi yang melibatkan petinggi di negara yang memprakarsai gelaran F1 disana membuat ajang balap ini hanya sebatas wacana belaka hingga kini.
Bahkan area gedung pit sudah dibangun beserta lintasan sirkuit yang dipakai juga sudah rampung. Balapan F1 GP Vietnam sendiri mengusung balapan jalan raya dengan mayoritas trek yang digunakan merupakan jalanan umum di sekitar Stadion MyDihn, Hanoi, Vietnam.
Selain Vietnam, Afrika Selatan juga menjadi negara lainnya yang dipersiapkan sebagai tuan rumah F1. Kabarnya untuk gelaran F1 di Afrika Selatan ini akan digelar di SIrkuit Kyalami yang pernah menjadi tuan rumah F1 di era 80an hingga 90an.
Apabila Vietnam dan Afrika Selatan masuk ke kalender F1 tahun depan, kemungkinan jumlah balapan F1 akan berubah menjadi 25. Namun F1 juga harus melakukan penyesuaian kalender dengan mencoret beberapa balapan agar jumlah balapan tidak terlalu banyak selama 1 musim. [edo/timBX]