APR 04, 2019@21:00 WIB | 1,371 Views
Johann Zarco terus berusaha beradaptasi dengan motor baru KTM akhir pekan lalu di Termas de Rio Hondo, mengakui balapan Argentina itu membuatnya merasa lelah.
Zarco mengulangi hasil balapan Qatar di Argentina dengan finish ditempat ke-15, tetapi ia hanya bisa menyelamatkan posisi mencetak poin terakhir setelah kecelakaan lap terakhir yang melibatkan Maverick Vinales dan Franco Morbidelli.
Sementara Zarco terjebak di belakang Jorge Lorenzo, pembalap asal Prancis itu menjelaskan bahwa ia juga mengalami kesulitan dengan motornya sepanjang lomba.
"Saya merasa kesulitan sepanjang balapan, bahkan sejak awal. Dengan Lorenzo, saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya harus membuat banyak pengereman di belakangnya," ungkapnya.
"Awal balapan, delapan lap pertama saya merasa cukup baik tetapi tidak dapat menyalip lawan karena saya tidak bisa mengendalikan motor dengan baik saat ini.
"Kemudian semakin banyak saya menjalani perlombaan itu, semakin sulit untuk mengendalikan motornya. Saya menghabiskan banyak energi.
"Sulit untuk meninggalkan balapan semacam ini ketika semua yang ingin saya lakukan, tidak menghasilkan apapun. Ini membuat saya merasa frustrasi dan kemudian saya kelelahan."
Zarco menguraikan masalah-masalahnya dengan mengatakan bahwa dia tidak bisa mengendarai motor seperti yang dia inginkan, dan masalah-masalahnya termasuk kecepatan, rotasi ban, dan pengereman.
"Itu semua gerakan yang ingin saya lakukan pada motor yang saya pelajari di masa lalu, semua yang saya lakukan tidak bekerja," jelasnya. "Lalu motornya meluncur, tidak berputar atau sulit untuk berhenti, maka itu semua menjadi sangat rumit.
"Itulah alasan bukan hanya satu hal yang perlu dikerjakan, tetapi perasaan umum untuk menangkap bahwa saya tidak dapat beradaptasi sekarang ini.
"Saya harus menerimanya, ini cukup sulit karena saya menyelesaikan balapan dengan kelelahan tetapi saya harus belajar dari situasi semacam itu."
Zarco menambahkan bahwa dia tidak ingin melepaskan gaya berkendara yang membuatnya begitu sukses di Yamaha karena dia berpikir bahwa mempertahankan gaya itu akan sangat penting ketika KTM menjadi tim papan atas.
Ketika ditanya apakah dia mencoba belajar dari data Espargaro, dia berkata: "Saya dapat mempelajari dan menganalisis datanya, pasti itu sangat berbeda.
"Saya sekarang cukup metodis untuk memahami apa yang dia lakukan di atas motor, tetapi saya tidak ingin meniru sampai seperti itu.
"Bagi saya, itu tidak akan menjadi kunci untuk kemudian membuat langkah besar yang akan diperlukan untuk masa depan. Saya ingin menjaga karakter."