OCT 23, 2024@18:00 WIB | 138 Views
Raksasa elektronik Jepang, Sharp, mengisyaratkan niatnya untuk mulai memproduksi kendaraan listrik di masa mendatang, tetapi laporan baru menunjukkan perusahaan itu sudah menghadapi rintangan.
Sharp meluncurkan konsep kendaraan penggerak manusia bertenaga listrik pada acara Innovation Showcase bulan lalu, namun media berita Nikkei Asia mengklaim proyek tersebut akan segera dibatalkan setelah dua tahun keuangan yang buruk dan meningkatnya biaya penelitian dan pengembangan .
Dapat dipahami bahwa Sharp berharap untuk memanfaatkan namanya sebagai pembuat barang elektronik dan peralatan rumah tangga yang tepercaya dengan pembeli mobil listrik, dengan bekerja sama dengan perusahaan rintisan kendaraan listrik lainnya, Foxtron.
Baik Sharp maupun Foxtron dimiliki oleh perusahaan induk Hon Hai Precision Industry yaitu perusahaan elektronik terbesar di dunia yang lebih dikenal sebagai Foxconn, yang memproduksi iPhone atas nama Apple.
Foxtron merupakan hasil kolaborasi antara Foxconn dan produsen mobil Taiwan Yulon Motor Company yang telah mengembangkan serangkaian kendaraan listrik sejak tahun 2020, termasuk mobil pikap yang disebut Model V, serta SUV kecil bernama Model B dan kendaraan pengangkut orang bernama Model D, yang dirancang oleh Pininfarina.
Namun, Nikkei Asia melaporkan pengajuan paten Sharp telah berkurang sebanyak 75 persen selama dekade terakhir, karena raksasa elektronik itu berupaya mengurangi pengeluaran R&D (penelitian dan pengembangan) dan membalikkan keuangan dua tahun yang defisit.
Posisinya saat ini telah menimbulkan keraguan apakah Sharp memiliki dana dan bakat untuk menciptakan teknologi yang dapat menandingi perusahaan lain dalam industri kendaraan listrik yang sangat kompetitif.
Konsep kendaraan penggerak manusia listrik milik Sharp, bernama LDK+, menggabungkan kecerdasan buatan (AI) dengan Internet of Things (IoT) yang memungkinkannya terhubung dan berkomunikasi dengan perangkat lain.
LDK+ juga dilengkapi dengan panel surya untuk membantu mengisi ulang baterainya, sementara baris kursi kedua dapat diputar untuk menghadap televisi 65 inci yang dipasang di bagian belakang yang dapat mengubah ruangan tersebut menjadi bioskop atau ruang konferensi di atas roda.
Sharp bukanlah spesialis elektronik pertama yang terjun ke bisnis mobil. Sony telah bermitra dengan Honda untuk menciptakan merek Afeela, sementara Xiaomi – produsen ponsel pintar terbesar ketiga di dunia berhasil menjual mobil listrik SU7 di pasar asalnya, Tiongkok.
Apple juga memiliki ambisi untuk menciptakan mobil otonom listrik, tetapi sebuah laporan pada bulan Februari 2024 menunjukkan perusahaan tersebut telah mengesampingkan rencana tersebut meskipun telah menginvestasikan miliaran dolar dalam proyek tersebut selama dekade terakhir.
Meski masih ada pertanyaan, Sharp belum mengumumkan kapan mereka berencana merilis LDK+ ke pasaran. (ibd/timBX)