JAN 17, 2025@20:00 WIB | 80 Views
Suzuki Indomobil Sales (SIS) menatap tahun 2025 dengan penuh optimis. Meski harus menghadapi berbagai kebijakan pemerintah seperti opsen pajak, PPN 12% dan peningkatan UMR 6,5%. Pihak SIS memberikan langkah yang cukup hati-hati, agar mampu memberikan pricing yang tepat terhadap market konsumen domestik.
Di sela-sela presentasi gathering SIS bersama awak media di bilangan Kelapa Gading Jakarta Utara. Randy, R, Murdoko selaku Departement Head 4W Sales PT SIS, menjawab cukup optimis bahwa SIS bisa mencapai target market share 8,5%.
"Tahun 2025 ini, kami optimis mendapatkan target penjualan yang sesuai dengan marketshare sebesar 8.5% dari total market nasional. Secara implementasi produk baru Suzuki, lima puluh persennya (50%) adalah produk komersial bakal kami pertahankan posisinya. Sedangkan untuk passenger car sendiri, komposisinya juga 50%," terangnya dalam sesi QnA bersama media.
Tambahnya, komposisi mobil dengan teknologi hybrid sudah mencapai hampir 20% dari seluruh varian yang terjual. "Saat ini mobil passenger dengan teknologi hybrid komposisinya hampir 20% dari produk secara keseluruhan. Harapannya produk-produk kedepan berfokus pada hybrid, dan fokus pada teknologi yang mengantarkan ke program Net Zero Emiission bakal bertambah komposisinya. Angka optimis sudah kami kantongi detailnya," tambah Randy.
Menurut analisa Gaikindo berdasarkan data penjualan secara total wholesales tahun 2024, jumlah passenger car dari Suzuki tercatat terjual 36,386 unit, sementara commercial car terjual 30.075 unit.
Menyingkronkan data dari yang diungkap Randy, dalam hitungan wholesales, kami mendapati data secara detail, bahwa konsumsi mobil hybrid Suzuki dari kurun waktu Jan-Des 2024 terjual 16.793 unit atau sekitar 53% dari seluruh passenger car.
Sementara dari total unit penjualan Suzuki di periode yang sama (Jan-Des 2024), mencapai 66.461 unit. Bila angka penjualan hybrid mencapai 16.793 unit selama Jan-Des 2024 maka market share mencapai 9% dari market share nasional.
Angka tersebut merujuk pada angka whole sales Gaikindo 2024 yang menunjukkan bahwa total penjualan mobil penumpang (passenger car) mencapai 672.986 unit (78%), sementara mobil komersial mencapai 192.737 unit (22%) dengan total penjualan otomotif domestik mencapai 865.723 unit.
Pencapaian prestasi tahun 2024 yang terbilang cukup gemilang tersebut, akan dipertahankan di tahun 2025, meski beberapa isu nasional dalam bayang-bayang pelaku industri otomotif harus disiasati secara positif.
GM PT Suzuki Sales Indonesia, Hariadi, menuturkan, "Issu Opsen, PPn naik menjadi 12%, tentu bakal terdampak di industri otomotif. Semua kebijakan pemerintah, harus dicermati secara hati-hati implementasi, terutama soal penetapan harga. Di awal tahun 2025 regulasi terkait opsen pajak belum berjalan, kami berharap penerapan ini bisa berjalan dengan smooth.
Suzuki akan terus mengikuti regulasi yang berlaku, tetapi tetap hati-hati. Terkait PPN 12%, berimbas pada passenger car, namun tidak berimbas di mobil komersial, alias tetap di PPN 11%.
Industri otomotif tentu menjadi industri yang padat modal. Diperlukan banyak karyawan, dengan kondisi teknologi yang selalu berubah, maka SIS mendapatkan gelontoran dana sebesar Rp5 triliun. Menurut SIS, Kemungkinan suntikan dana tersebut bakal digunakan untuk belanja modal.
Peduli Lingkungan, Clean up the world dan Percepat Tranfer Knowledge melalui Vokasi
SIS telah ikut serta dalam program Clean Up The World, aktif menjaga kelestarian lingkungan melalui kemitraan strategis. Bersama Pandu Laut Nusantara, Suzuki menanam 10.000 mangrove pada lahan seluas satu hektare di Pangandaran dan Perairan Madasari, Jawa Barat.
Pada tahun 2024, di Pulau Bunaken, Manado, program ini berhasil mengajak masyarakat mengumpulkan lebih dari 100 kg sampah, termasuk plastik, besi, kain, Styrofoam, dan kaca. Selain itu, Suzuki juga mendonasikan 100 tempat sampah untuk membantu menjaga kebersihan pantai di kawasan tersebut. Tantangan berikutnya mengembangtumbuhkan terhadap sektor yang belum terjamah oleh pelaku industri otomotif.
Di sektor Pendidikan, SIS melihat tren industri di Suzuki yang padat modal, membutuhkan banyak karyawan. Kedepan banyak tantangan ketika karyawan menua, digantikan dengan yang muda, perubahan teknologi, menjadi faktor yang terus dipikirkan secara serius oleh pihak Suzuki.
"Guna memberikan edukasi lebih dini ke sekolah kejuruan, dengan Suzuki mendatangi lebih 1000 sekolah. Disitu Suzuki memonitoring secara khusus, kebutuhan masing-masing sekolah. Dari sekian sekolah yang konsisten untuk direkrut menjadi karyawan, perhatian SiS kepada sekolah tersebut lebih mendalam. Vokasi sudah dilakukan ke seluruh Jawa, setelah itu Vokasi bakal mengarah ke sekolah-sekolah di Sumatera," tutup Hariadi.
Melalui program Peduli Pendidikan, SIS telah bekerja sama dengan berbagai sekolah dan institusi pendidikan. Sebanyak 4.785 siswa dari 65 sekolah mengunjungi fasilitas produksi Suzuki Cikarang selama tahun 2024 dalam rangka mendapatkan edukasi industri. Selain siswa, SIS juga mengajak 111 guru dari 87 SMK mitra di berbagai wilayah untuk mempelajari teknologi, proses hingga budaya industri sehingga bisa dijadikan bahan mengajar kembali. Sebagai upaya memeratakan akses pendidikan otomotif, SIS juga meresmikan 2 Balai Latihan Kerja yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai sekolah binaan. Upaya tersebut berfokus pada peningkatan keterampilan siswa kejuruan agar semakin kompeten di dunia kerja.[Ahs/timBX]