APR 11, 2019@15:25 WIB | 932 Views
Perwakilan dari PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (PT MMKSI), Harianto mendapatkan gelar “Best Mechanic” dalam ajang yang digelar pada 13-14 February 2019. Harianto merupakan perwakilan teknisi mekanik MMKSI yang bekerja di salah satu diler resmi kendaraan penumpang dan niaga ringan Mitsubishi Motors, PT Srikandi Diamond Indah Motors – Mojokerto, dan sudah menjadi mekanik Mitsubishi Motors selama 13 tahun.
Pengalaman dan skill yang dimiliki Harianto mengantarkannya membawa gelar tersebut dan hadiah senilai 100.000 yen. Sedangkan posisi kedua dan ketiga ditempati oleh mekanik dari Thailand dan Belanda.
Global Service Skills Contest kategori service technician dilaksanakan selama 2 (dua) hari dan diikuti oleh 23 distributor Mitsubishi Motors dari 23 negara di dunia. Sebelumnya, kompetisi terakhir dilaksanakan pada tahun 2016 dan diikuti oleh 26 kontestan dari 26 negara. Tahun ini, 23 peserta dari 23 negara berkompetisi untuk mendapatkan gelar teknisi terbaik Mitsubishi Motors di dunia.
Tidak hanya untuk mekanik saja, pada Global Service Skills Contest juga terdapat kompetisi untuk kategori sales advisor. Di mana 14 sales advisor dari 14 negara distributor Mitsubishi Motors berkompetisi dalam 3 poin penilaian yaitu preparation form, tes tertulis, dan role-play “Reception Step”.
“Kepuasan pelanggan merupakan salah satu fokus utama kami, yang tidak terbatas pada produk berkualitas, namun termasuk layanan purna jual yang prima. Kualtias layanan perbaikan kendaraan menjadi hal yang sangat penting, dengan kualitas tenaga mekanik yang handal, maka dapat meningkatkan kepuasan pelanggan setia Mitsubishi Motors,” ujar Irwan Kuncoro, Director Sales & Marketing Division PT MMKSI.
Global Service Skills Contest untuk service technician terbagi menjadi dua sesi kompetisi yaitu practical performance dan writing examination. Pada sesi practical performance peserta harus menyelesaikan 3 tantangan dalam waktu kurang dari 30 menit. Tantangan pertama ialah mesin yang tidak bisa menyala. Sebagai kondisi awal, peserta diinformasikan bahwa baterai, compression, CAN-BUS line dan system ignition dalam keadaan baik. Hal ini akan membantu peserta untuk menemukan akar permasalahan pada mesin.
Tantangan kedua adalah melakukan coding method. Setiap penggantian ECU, perlu dilakukan prosedur tertentu untuk membuat ECU sesuai dengan mesin. Salah satu prosedurnya dinamakan “Coding” yang merupakan metode yang sangat sulit. Maka dari itu prosedur ini menjadi salah satu tantangan lomba sebagai salah satu cara untuk memperlihatkan prosedur yang tepat.
Tantangan ketiga ialah customization method. Kebanyakan pelanggan tidak tahu bahwa kendaraan mereka dapat dikustomisasi sesuai dengan keinginan mereka. Tantangan ini merupakan salah satu cara untuk menyampaikan bahwa mekanik dapat menawarkan pilihan kustomisasi yang dapat dipilih oleh konsumen dan memberikan kepuasan bagi pelanggan.[prm/timBX]