JAN 09, 2020@20:04 WIB | 1,263 Views
Daihatsu berhasil mempertahankan marketshare otomotif di tingkatan nomor 2 selama 11 tahun berturut-turut dalam penjualan ritel otomotif nasional di tengah persaingan yang sangat ketat dengan brand lainnya. Nilai positif tersebut membuka awal tahun 2020, meski belum bisa merilis angka yang pasti terkait pencapaian hal tersebut.
Lineup Daihatsu yang mendominasi penjualan juga silih berganti, menempati top 3 model kontributor seperti Xenia, Grand Max dan Sigra. Pencapaian tersebut didukung jaringan penjualan dan purnajual (aftersales) yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan dealer di 34 provinsi.
'Kami berharap semua provinsi akan menambah diler hingga di 37 provinsi. Meski dengan produk yang dibilang seadanya. Namun karena dukungan jaringan dealer yang luas, itu menjadi salah satu strategi market kami menghadapi persaingan," jelas Amelia Tjandra, Marketing Director Astra Daihatsu Motor.
(Blok Mesin Daihatsu Terios dan Toyota Rush yang diproduksi oleh Astra Daihatsu Motor)
Menanggapi penurunan penjualan Xenia, Amelia menjelaskan bahwa hal itu menjadi bagian dari strategi. "Adanya permintaan ekspor yang luar biasa, harus disiasti oleh ADM. Pertama dengan memenuhi permintaan ekspor terutama dalam bentuk Terios dan Toyota Rush sebagai customer Daihatsu.”
Lanjutnya, “Kedua, kami melakukan switch konsentrasi dari Xenia ke Sigra. Artinya Daihatsu lebih menggenjot produksi Avanza daripada Xenia sendiri. Sebagai gantinya Sigra di segmen LCGC mengalami naik turun penjualan, namun karena over capacity untuk Xenia-Avanza, Sigra-lah yang kami genjot produksinya di Karawang dan berhasil menjadi backbound dari Astra Daihatsu Motor," jelasnya.
Data Gaikindo menyebutkan angka ekspor Daihatsu menempati posisi tertinggi dengan 112.538 unit atau meraup share 36,7%. Angka ini sesuai dengan pernyataan dimana Daihatsu cukup serius mewujudkan market ekspor. Disisi lain, trend positif angka penjualan retail Xenia pada bulan November mencapai 1749 unit atau 10,8% dibanding dengan penjualan Sigra yang meroket hingga 4.144 unit atau mencapai 25% pada periode yang sama.
Keberhasilan tersebut didukung inovasi dalam pembaharuan dalam proses produksi yang berkualitas dengan fokus pada tiga hal utama, safety, quality dan efficiency. Daihatsu cukup konsen menjaga tingkat safety, sehingga menjadi merek yang terpercaya dengan selalu menciptakan proses kerja yang aman. Sementara inovasi selalu dikembangkan untuk kualitas yang bertujuan agar semua produk Daihatsu menjadi best fit in Indonesia. Sedangkan sisi efisiensi Daihatsu memberikan produk dengan best value ke Sahabat Daihatsu.
Nilai Safety digambarkan oleh Press Plant Daihatsu, yang telah dilengkapi dengan inovasi sensor pendeteksi bahaya, saat mesin press bekerja dimana karyawan yang bertugas berada dalam area yang risiko yang cukup tinggi. Langkah inovasi ini diharapkan mengurangi potensi risiko dari kecelakaan kerja.
Dalam hal quality, Daihatsu telah memiliki engine plant, dengan alat quality detector. Alat ini bertugas menghasilkan kualitas potongan tiap komponen mobil lebih presisi. Sedangkan casting plant dengan robot deburring, bertugas sebagai pembersih scrap secara otomatis.
Sedangkan sektor efficiency, Daihatsu memamerkan Body Plant, terkait teknologi otomasi penyatuan bagian bodi atas dengan body bawah secara otomatis. Hal ini membuat proses produksi lebih cepat dan lebih hemat ruang.
Atas terobosan yang dilakukan Astra Daihatsu Motor, banyak penghargaan dan prestasi yang didapatkan Astra Daihatsu Motor di ajang InnovAstra di grup Astra. Selain itu Daihatsu juga mendapatkan 3 penghargaan tertinggi diamond pada konvensi skala nasional seperti Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional.
“Kebanyakan mesin produksi seperti jig telah kita produksi sendiri. Sedangkan mesin CNC kita beli dari Jepang. Meski begitu workshop kami telah mengembangkan mesin CNC sendiri dan beberapa tahun kedepan mesin proses produksi bisa kita bikin sendiri. Beberapa diantaranya telah dirintis oleh anak perusahaan seperti Astra Otopart,” tutur Yohanes salah satu engineer produksi di Astra Daihatsu.
Lanjutnya, proses produksi mobil di Astra Daihatsu juga telah menggunakan teknologi robotic, mulai dari casting, loading, body dan press telah mengalami otomasi hampir 70%. Sisanya komponen inner part yang butuh ketahanan tinggi harus kami import dari Jepang. “Seperti lock valve, baut stang seher harus diimpor, karena belum ada treatment khusus ke sana. Secara komponen hingga assembling sudah 95% lokal,” jelas Yohanes.
“Kami bersyukur Astra Daihatsu mempertahankan posisi nomor 2 selama 11 tahun berturut-turut pada penjualan ritel otomotif nasional. Pencapaian ini tidak lepas dari inovasi yang dilakukan secara terus menerus, untuk mendukung sektor safety, quality dan efficiency,” tutup Amelia Tjandra, Direktur Marketing PT. Astra Daihatsu Motor. [Ahs/timBX]