JAN 23, 2025@12:30 WIB | 57 Views
Beberapa mobil Mercedes-Benz dengan embel-embel AMG biasanya identik dengan mesin V8. Namun salah satu mobil AMG kelas atas mereka yaitu C63 SE Performance justru beralih ke mesin 4 silinder dengan Turbo dan Plug-In Hybrid.
Perubahan ini justru berdampak kurang bagus bagi Mercedes-AMG. Penjualan C63 justru mengalami penurunan yang sangat signifikan. Ada beberapa alasan yang membuat C63 yang selama ini digemari penggemar berat AMG, tidak terlalu laku di pasaran.
Melansir Car Magazine, Rabu (22/1/2025), CEO Mercedes-AMG, Michael Scheibe menyebut banyak penggemar AMG masih sulit “move on” dengan mesin V8. Disebutkan mesin V8 punya rasa emosional dan sensasi yang sulit didapatkan pada mesin berkapasitas kecil meski tetap punya performa super kencang.
“Beberapa pengguna mobil ini masih sulit mencerna konsep mesin 2.000cc, 4 silinder dengan Turbo dan PHEV ini di C63. Meski begitu, kami percaya bahwa nantinya para penggemar setia AMG perlahan akan menerima konsep mesin yang ramah lingkungan tapi tetap punya performa super kencang”, ungkap Michael.
Meski penjualan mengalami penurunan, Mercedes-AMG akan tetap melanjutkan hadirkan mobil performa tinggi yang mulai berorientasi ramah lingkungan. Michael menambahkan pihaknya ingin terus melangkah kedepan dan optimis mesin berteknologi Hybrid, PHEV, hingga full listrik punya potensi yang besar terutama soal performa tinggi.
Ngomong-ngomong soal C63 SE Performance, mobil ini sejatinya tetap punya performa yang buas. Meski mengusung mesin 2.000cc, 4 silinder, Turbo, serta motor listrik dan baterai, tenaga yang dihasilkan bisa mencapai 671 Hp dan torsi 1.020 Nm. Akselerasi 0 hingga 100 km/jam bisa tuntas dalam 3,3 detikan saja.
Meski sudah mengusung teknologi PHEV, beberapa gimmick berorientasi performa tinggi tetap dihadirkan di mobil ini. Misalnya seperti AMG Ride Control yang bisa mengatur suspensi, hingga adanya Drift Mode yang terhubung dengan penggerak 4Matic+ atau AWD di mobil ini. [edo/timBX]