MENU
icon label
image label
blacklogo

Tim Besar RH57, Eki Toyama dan Ada tim Privateer Kethoel Speed Spesial Bracket

SEP 09, 2023@12:00 WIB | 766 Views

Tim RH-57 Grobokan Purwodadi sebagai tim besar punya target juara umum, Black Drag Bike menjadi salah satu fokus tim ini dalam ajang drag bike. Setelah kemarin menjuarai juara umum pemula, melalui pembalapnya Okto Zalfa. Delapan tahun berdiri, kini tim ini sudah mencapai rekor nasional sebagai tim dengan 402m tercepat 9,8 detik dengan Yupiter MX.

Sebagai Tim RH-57  dibawah kendali Bayu Ucil, mempercayakan building motornya melalui 3 workshop balap seperti Vrent Pekajaman, MBKW2 Yogyakarta, CMT Malang. "Dalam satu tahun agenda balap ada 5 kali balap di drag race dan 5 kali di balap road race. Setiap awal tahun ada event pra musim, dan motor kami percayakan ke tiga mekanik drag, antara lain Vrent, MBKW2 Yogyakarta dan CMT Malang. Ada 8 motor yang saat ini turun untuk 5 kelas semuanya dipersiapkan untuk 3 kelas point dan 2 tambahan. Setiap motor kami anggarkan dana untuk build Rp100 juta, berarti butuh Rp800 juta untuk turun sebagai tim balap. Riset dan maintenance juga menjadi bagian cost tersebut, bergantung durabilitas motornya," ungkap bro Bayu kepada tim Blackxperience.com.

Setiap balap drag setingkat Kejurda atau Kejurnas punya akomodasi yang hampir sama. "Dari pendaftaran, maintenance, akomodasi budgetnya sama, jadi kita lebih memilih event bergensi seperti Black Drag Bike yang berlangsung di Blackstone Otomotif Superblok Sidoarjo dan Sirkuit Mijen. Rata-rata per seri kita budget sekitar Rp50 juta. Saya lebih memaintenance agar tim ini awet, RH57 sudah 7 tahun eksis, didukung manajerial untuk support tiap balapnya dan test pra musim."

Tim RH57, Aben Sanjaya, PAC Manahadap, adalah tim-tim besar yang sudah eksisting di wilayah Jawa Tengah dan Kejurnas. 

"Sebuah motor MX-King untuk kelas Bebek 200cc Injeksi budget awalnya menyentuh Rp70 jutaan. Dengan tachometer digital bisa didapatkan kecepatan joki di jarak 201 dan 401 meter. Sementara proses setting juga dilakukan untuk mendapatkan timing terbaik di 201 dan 401 meter. Tugas tersebut kami berikan  ke mekanik kami dari MBK-W2 oleh Cak Multis, Vrent oleh Mas Arif dan CMK oleh Cak Mud," tambah Johny kepala Mekanik RH-57.

Tim lain sebut saja Eki Toyama PWM Gaspol Racing yang berhasil merajai kelas FU Wungkul dan FU Porting. "Seperti yang kita ketahui tim Eki Toyama adalah tim balap, dari Drag Race yang eksisting hingga Drag Bike yang baru mulai di 2023 serta tim Slalom. Di Black Drag Bike Sidoarjo kami mengusai 3 podium 3,4,5 di kelas WU Wungkul. Sekarang kami menguasai kelas Wungkul melalui pembalapnya Yoga Febrian dengan total time 07.945 detik di podium pertama," tutur Andry John Manajer Dragbike EkiToyama.

Peningkatan podium tidak selalu mudah. Butuh waktu dan teknis yang tepat. "Meraih podium lebih ke rejeki kami, karena itu sesuai dengan usaha tim kami melakukan riset dan lainnya. Para joki mampu mengeksekusi dengan seru sehingga mampu mengimbangi para joki lain. Kami hadir dengan pembalap lain seperti Taufik Maulana, Eko Kodok turun di 6 motor dengan kelas FU Wungkul, FU Porting, Kelas Bracket, Sleep Engine 200cc, Bebek 130cc TU . Di kelas Bracket 8, Eko Kodok menempati podium lima," tambah Andry dari Workshop Eki Toyama berpusat di Putra Wardaha Motor, Boyolali. Budget tim untuk sebuah seri seperti Black Drag Bike 2023 menyentuh Rp30 jutaan.

Tim Eki Toyatama punya kepala mekanik Eko Kodok sekaligus pembalap. "FU Porting dan FU Wungkul kami turun secara fokus. FU Wungkul lebih standar, piston 62 mm, stang seher standar, kubikasi 147 cc, elektrikal bebas dan karbu PWK 38. Sementera Porting kubikasi 155cc dengan seher forged dari FCN Taiwan, selain itu sama spesifikasinya. Budget engine FU Porting cukup dengan Rp15-20 jutaan. Dan ini kelas balap liar, yang dilombakan secara regulasi di Black Drag Bike," ungkap Eko Kodok yang membalap sejak 22 tahun lalu. 

Tidak hanya tim-tim besar, Black Drag Bike 2023 juga menjadi incaran tim privateer. "Rendy Kethoel dari Kethoel Speed dari Semarangturun dengan 3 kelas dengan 3 motor 2 tak Bracket 8,5 detik dan Bracket 9 detik Ninja 2Tak FR Standar dan Honda Herex Bracket 10 detik. Workshop kami berdiri sejak tahun 1997, pernah kolaborasi dengan Eko Kodok. Tim kami memang spesialis bracket," ungkap Rendy Kethoel.

Budget Satria 2 tak dengan standart porting, CDI BRT, rasio hingga stroke standar, cukup di Rp9 jutaan. Kethoel Speed Team berkolaborasi dengan Eko Mendem dari tim Bocahe Babeh, Pekalongan. "Kami sudah lama kolaborasi dengan Kethoel Speed dari tahun 2000-an. Kami turun di kelas bracket 8,5 detik dan 9 detik dan alhamdulillah bisa podium 5 dengan Ninja 150R kami. Tinggal keberuntungan, karena modifikasinya hanya reamer karbu dan porting," tutup bro Eko Mendem. [Ahs/timBX] 

    

Tags :

#
black drag bike 2023,
#
tim besar drag bike,
#
tim privateer,
#
eki toyama pwm gaspol racing,
#
vrent rh57,
#
kethoel speed

X