OCT 28, 2022@15:30 WIB | 509 Views
Toyota, dikabarkan back to basic dengan terpaksa mengganti smart key atau kunci pintar mereka dengan kembali menggunakan kunci konvensional.
Krisis chip semikonduktor ternyata bisa merembet luas ke berbagai aspek, selain menghambat produksi, imbasnya paling parah adalah berkurangnya fitur-fitur canggih di kendaraan, seperti yang dialami raksasa otomotif dari Jepang, Toyota.
Dilansir dari Reuters, Jumat (28/10/2022), Toyota bakal mengganti salah satu dari dua smart key pada mobil yang akan dikirim ke konsumen mereka di Jepang. Menurut Toyota, langkah tersebut bisa mempercepat proses pengiriman produk.
"Karena krisis semikonduktor masih berlanjut, tindakan sementara ini diambil dengan tujuan agar pengiriman mobil ke pelanggan menjadi lebih cepat," demikian pernyataan resmi Toyota.
Pabrikan tersebut juga meminta maaf kepada konsumen lantaran keputusan mereka mengganti salah satu smart key dengan kunci konvensional. Namun, mereka merasa, keputusan tersebut memang harus diambil.
Namun, pabrikan tetap berjanji bakal segera membuat smart key kedua yang nantinya bisa ditukar dengan kunci konvensional sementara. "Untuk smart key kedua, kami berencana menyerahkannya segera (ke konsumens) setelah semuanya siap," kata Toyota.
FYI, masalah krisis chip semikonduktor telah melanda dunia otomotif sejak awal kemunculan pandemi. Sebelumnya, sejumlah pabrikan dunia meramal, masalah ini akan tuntas tahun ini. Namun, perkiraan itu rupanya meleset. Bahkan, merek sebesar Toyota saja masih kesulitan akibat masalah tersebut.
Krisis chip juga membuat hampir seluruh pabrikan terpaksa mengurangi jumlah produksi kendaraan. Bukan hanya itu, tak sedikit yang sampai menutup pabrik sementara.
Toyota menyadari betul masalah tersebut akan mengganggu produksi dan penjualan mereka hingga akhir tahun. Bahkan, Toyota global memprediksi, target produksi 9,7 juta unit mobil selama 2022 kemungkinan besar tak akan tercapai. [wic/dera/timBX] berbagai sumber.