FEB 27, 2024@18:30 WIB | 438 Views
Meskipun Toyota sangat berhati-hati dalam melakukan transisi sepenuhnya ke jajaran produk serba listrik, perusahaan ini secara aktif mencari teknologi ramah lingkungan alternatif. Salah satu konsep yang sedang dikembangkan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keramahan lingkungan pada kendaraan barunya tetapi juga mengatasi dampak lingkungan dari mesin pembakaran internal yang sudah ketinggalan zaman.
Toyota sedang mengembangkan filter yang dapat diintegrasikan ke bagian depan kendaraannya untuk menyedot karbon dioksida dari atmosfer. Perusahaan saat ini sedang bereksperimen dengan konsep ini pada mobil balap GR Corolla dengan pembakaran hidrogen. Menurut Toyota, pengujian awal menunjukkan bahwa inovasi ini berpotensi menjadikan mobilnya negatif karbon, bukan sekadar netral karbon.
Teknologi ini pintar karena tidak memerlukan daya tambahan untuk bekerja. Filter melingkar di bagian depan mobil menangkap karbon dioksida, kemudian panas buangan mesin digunakan untuk melarutkannya menjadi cairan yang dapat dibuang. Artinya, teknologi ini juga dapat berfungsi pada mesin pembakaran biasa, tidak hanya pada mesin yang menggunakan hidrogen.
Dalam visi Toyota, hal itu akan menciptakan kendaraan yang benar-benar membersihkan udara saat dikendarai. Sayangnya, teknologi tersebut masih jauh dari kemajuan. Dalam pengujiannya, filter tersebut hanya menangkap 20 gram karbon dioksida dalam 20 putaran (57 mil/91 km). Itu lebih baik daripada tidak sama sekali, tetapi mesin yang menggunakan bahan bakar fosil, rata-rata mengeluarkan 8.887 gram karbon dioksida per galon yang mereka konsumsi.
Filter yang lebih besar dapat menyedot lebih banyak karbon dioksida, namun kemungkinan besar akan sulit untuk dikemas dalam kendaraan penumpang. Namun, penerapannya pada kendaraan komersial, seperti truk Hino, dapat memfasilitasi kemajuan teknologi ini.
Yang lebih problematis lagi adalah masih adanya perdebatan tentang cara aman menangani cairan yang mengandung CO2. Pada GR Corolla Toyota yang digunakan untuk mengujinya, filter perlu diganti secara manual setiap kali pit stop, sehingga menimbulkan pertanyaan antara lain tentang pemborosan.
Namun, jika Toyota berhasil mengembangkan teknologi yang secara pasif menyedot CO2 dari udara saat pengemudi mengoperasikan kendaraannya, hal ini bisa menjadi inovasi yang sangat berharga. [ibd/zz/timBX] berbagai sumber