JAN 31, 2025@08:00 WIB | 87 Views
Sejak ketenaran Triumph sebagai Triump TR6 650 ditahun 1963. Sejak era tersebut, Triumph selain punya kecepatan juga menyandang citra rebel. Triumph yang bekerjasama dengan BSA melahirkan triumph Trident, dengan tenaga 58 HP dengan kecepatan 200 kpj.
Tahun 1968 Triumph membuat kejutan, dengan serangkaian akrobatik yang dipelopori oleh Evel Knievel, dirinya berhasil melompat air mancur Las Vegas. Saat itu Triumph yang digunakan adalah tipe Bonneville.
Tiga tahun kemudian 1971, Triumph Tridente diiikutsertakan dalam lomba Daytona dan berhasil merebut kualifikasi 3 teratas. Di lintasan sirkuit Daytona, Triumph Tridente berhasil melaju dengan kecepatan 265 km/jam.
Pada 1975 Triumph memproduksi unit motornya di Meriden, Inggris. Terbentuknya serikat pekerja dengan 80 orang semakin memperkuat line produksi Triumph. Sebut saja Bonneville T100 yang dikenal di seluruh dunia.
Tahun 1983, pabrik Triumph di Meriden tutup. Namun keberlanjutannya diambil alih oleh John Bloor. Dengan membeli merek Triumph dan hak produksinya. di tahun tersebut seharga Rp2,9 miliar. Saat ini asetnya apabila dikonversi telah berkembang mencapai Rp20 triliun.
John Bloor juga mulai memproduksi suku cadang dan tipe Bonneville dalam jumlah yang cukup terbatas. Hingga tahun 1991, Triumph meluncurkan 6 model sekaligus, namun market hanya menerima Trident 900 Triple dan trophy 1200.
Berlanjut pada 1994, Triumph merilis model Triple Speed, beserta dan lokasi pabrik berpindah ke di Hinckley.
Mengandalkan basis tipe Roadster, adventure, modern klasik, rocket 3, serta model Triump Factory Custom.
Tipe Street Triple dengan front lamp mirip mata belalang menjadi model sport paling kuat. Disusul dengan Triumph Tiger 900 sebagai model adventure.
Gaya modern klasik paling banyak variaannya, seperti speed twin, street scrambler, scrambler 1200, street twin, Bonneville Bobber, Bonneville speed master, T100 dan T120. Triumph Rocket 3 dengan 2500cc dan Triumph Factory Custom.
Bila era 60-an Triumph menjadi representasi pecinta speed dan rebel, Triumph era sekarang secara eksposure lebih ke Cogan dengan status sosial middle up. Secara bisnis Triumph terus berkembang, bisnisnya dikembangkan oleh putranya, Nick Bloor yang telah menjadi CEO sejak 2011, John Bloor mempertahankan 100% kepemilikan Triumph melalui perusahaan induknya Bloor Holdings Ltd.
Puncaknya tahun 2019, Triumph telah memasok mesin untuk balap kompetisi Moto2, dengan mesin 765cc. Sebagai pemasok mesin balap hingga 2024, menghasilkan tenaga 138 hp, dengan basic Street Triple RS.
Catatan penting mesin Triumph Moto2 lainnya yaitu menghasilkan 14 juara seri yang berbeda sejak 2019, dan mengkukir 34 rekor termasuk rekor kecepatan terbaru di atas 280 kpj. [Ahs/timBX]