DEC 21, 2018@10:00 WIB | 984 Views
Uni Eropa kembali membuat perjanjian resmi di benua tersebut untuk memangkas emisi CO2 dari mobil-mobil keluaran terbaru hingga 37,5% pada tahun 2030 mendatang. Dengan perjanjian ini, otomatis membuat para podusen otomotif di Eropa lebih berusaha keras untuk memproduksi dan memasarkan lebih banyak kendaraan listrik di Eropa.
Meskipun tujuannya bisa dikatakan lebih agresif dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk pasar besar seperti Eropa, hal ini sebenarnya merupakan kompromi di atas kompromi. Seperti pada awal tahun ini, Parlemen Eropa mendorong targetnya sendiri sebesar 40% pada tahun 2030 untuk memangkas kendaraan “emisi”. Tetapi Jerman, dimana sebagian besar industri otomotif Eropa berada, melobi untuk tidak lebih dari 30% dilakukan pengurangan emisi dari mobil baru.
Namun, kompromi yang dilakukan ini disepakati oleh dewan Eropa untuk mendorong pengurangan sebanyak 35% emisi CO2 dari mobil baru pada tahun 2030, dan akhirnya menyepakati serta menghasilkan pembatasan hingga 37,5%.
Miguel Arias Cañete, komisaris perubahan iklim dan energi Uni Eropa, membuat kesepakatan resmi minggu ini. Pembatasan emisi akan berlaku untuk seluruh penjualan mobil sehingga mereka harus memproduksi dan menjual lebih banyak kendaraan listrik dan kendaraan rendah emisi untuk mengkompensasi mobil-mobil bertenaga gas dan diesel mereka, meskipun para produsen tidak menyukai keputusan ini.
“Peraturan itu menuntut terlalu banyak namun mempromosikan gerakan ini terlalu sedikit. Artinya, belum banyak masyarakat yang mengetahui akan tujuan mereka. Tidak ada yang tahu hari ini bagaimana batas yang disepakati dapat dicapai pada waktu yang diberikan,” ujar Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA), yang mewakili perusahaan seperti BMW, Daimler, dan Volkswagen.[prm/timBX]