MAR 26, 2020@09:22 WIB | 749 Views
Carlos Tavares, CEO Groupe PSA, masih belum sepikiran mengenai mobil listrik. Fiat Chrysler yang berencana bergabung dengan PSA juga enggan berinvestasi di kendaraan listrik. Tetapi merger yang direncanakan antara keduanya bisa membuat perusahaan ini membagi biaya pengembangan mobil listrik untuk pasar global. Namun, lantaran virus corona sedang mewabah, kemungkinan besar negosiasi mengenai merger kedua grup iini akan cukup alot.
PSA dan Fiat Chrysler yang nantinya bergabung akan menjadi pabrikan mobil terbesar keempat di dunia. Perusahaan gabungan ini akan mengawasi 14 merek lainnya, termasuk Peugeot, Citroen, Opel, Fiat, Alfa Romeo, Maserati, Jeep, dan DS. Alasan butuh biaya investasi besarlah yang membuat keinginan kedua grup ini , terutaa untuk pengembangan mobil listrik. Pandemi COVID-19 telah menutup pabrik mobil di Eropa dan Amerika Serikat.
Analis di Kelley Blue Book, Karl Brauer, mengatakan bahwa perhitungan keuangan untuk merger sangat perlu dipertimbangkan kembali. Menurutnya, asumsi tentang penilaian perusahaan, proyeksi pendapatan, penjualan untuk tahun 2020, dan seterusnya untuk kedua perusahaan, semua asumsi perhitungan yang dibuat pada dasarnya harus dievaluasi kembali sekarang.
Merger ini pertama kali diumumkan pada bulan Oktober. Sudah lebih kurang lima bulan, kemungkinan masing-masing perusahaan sudah menghitung bagaimana dapat menggabungkan sumber daya untuk memperluas produksi mobil listrik.
Di tahun 2018, Tavares mengutarakan keinginannya bahwa semua kendaraan PSA akan menggunakan powertrain pada tahun 2025. Dua tahun kemudian, PSA melaporkan penjualan dari satu kendaraan listrik, Peugeot 208 dengan motor listrik 50kWh. FCA sendiri akan merilis beberapa mobil listriknya seperti dari Chrysler, Fiat dan Jeep.[prm/timBX] berbagai sumber