JUN 06, 2024@10:12 WIB | 280 Views
EV Volvo EX90 akan menjadi kendaraan listrik pertama di dunia yang akan menggunakan baterai berpaspor ketika nanti diproduksi. Paspor baterai mirip dengan paspor asli, menampilkan informasi baterai dan jejak karbon dan akan tersimpan datanya selama 15 tahun.
Ini berarti Volvo adalah perusahaan pertama yang memperkenalkan teknologi paspor sebelum mandat UE yang akan berlaku mulai 2027. Dengan meluncurkannya tiga tahun lebih awal dari tenggat waktu, Volvo bertujuan untuk lebih transparan kepada pembeli seiring dengan langkah mereka menuju masa depan yang serba EV.
Teknologi paspor yang akan tersematkan di baterai EX90 dikembangkan bersama perusahaan Inggris Circulor , dokumen identitas digital ini menggunakan teknologi blockchain untuk memetakan rantai pasokan perusahaan. Operasi ini didasarkan pada pengumpulan informasi dari sistem produksi pemasok baterai, dan terutama memperhitungkan penggunaan energi terbarukan untuk menghitung kelestarian lingkungan produk.
Nantinya setiap kali Volvo menggunakan pemasok baru, perusahaan rintisan tersebut diberi informasi sehingga survei dapat dilakukan. Data yang terdapat dalam paspor akan mencakup komposisi terkait mineral, komponen, bahan daur ulang, dan jejak karbon.
Selain komposisi diatas, khusus untuk Volvo, juga akan menyertakan informasi kondisi aki kendaraan. Itu akan memberikan gambaran akurat kepada calon pembeli baru tentang sisa masa pakai kendaraan saat membeli EX90 bekas sehingga tidak merasa tertipu.
Untuk mengaksesnya pun mudah banget, pengemudi hanya perlu melakukan scanning kode QR yang ditempatkan di pintu samping pengemudi dan hasilnya langsung ditampilkan pada layar smartphone. Sedangkan versi lengkap dokumen tersebut akan dikirimkan ke otoritas terkait dan juga akan menyertakan informasi tentang kondisi kesehatan baterai selama 15 tahun.
Untuk menyematkan teknologi baru ini pihak Volvo hanya membayar biaya sebesar 10 USD per unitnya.
Teknologi baterai berpaspor ini dinilai sangat bagus karena sangat dibutuhkan oleh produsen dan konsumen. Untuk produsen, data-data yang dihadirkan bisa menjadi patokan atau benchmark baru ketika ingin mengembangkan EV baru dan untuk konsumen bisa menghindari mereka dari celah penipuan karena datanya transparan.
Meskipun Volvo meluncurkan paspor baterai kendaraan listrik “pertama di dunia”, produsen mobil lain telah merilis konsep yang serupa. Tesla dan Audi contohnya termasuk di antara produsen mobil pertama yang berpartisipasi dalam bukti konsep paspor baterai EV Global Battery Alliances (GBA) tahun lalu.
Selain itu, ada Tesla yang memiliki teknologi untuk menunjukkan informasi kobalt pada paket baterai jarak jauh yang dibuat untuk Tiongkok. Anda dapat melihat bahwa 100% kobalt dalam sel baterai berasal dari Perusahaan Tembaga Kamoto milik Glencore. Sementara itu, Audi melangkah lebih jauh dengan menampilkan kandungan lithium. [wic/timBX]