MAR 19, 2020@12:04 WIB | 1,412 Views
Baru setahun sejak diproduksi massal, Volvo menemukan masalah serius untuk software Autonomous Emergency brake (AEB) atau sistem pengereman darurat otonom. Masalah ini pun “menginfeksi” sebanyak 750 ribu unit yang tersebar di seluruh negara. Uniknya, masalah ini ditemukan oleh Federation of Danish Motorists (FDM), sebuah organisasi kendaraan bermotor asal Denmark, selama uji tes di akhir 2019.
"Kerusakan ini ditemukan dalam tes yang lebih masif dari sistem mengemudi otomatis (ADAS). Rem darurat Volvo XC60 secara konsisten gagal, artinya mobil tidak secara otomatis mengerem seperti yang dikatakan ketika diuji tes tabrak yang biasanya akan melibatkan sistem AEB,” kata FDM.
Salah satu yang terdampak adalah Volvo XC60. Mobil yang mengalami masalah ini akan langsung diperbaiki oleh Volvo dan dibawa kembali ke pusatnya di Gothenburg. Seluruh mobil yang terdampak recall ini adalah produksi dari tanggal 21 Januari 2019, termasuk V90, S90, V60, XC60, XC40 dan XC90. Pabrikan Swedia ini pun mengklaim kerusakan tersebut terkait dengan masalah perangkat lunak sensor AEB yang berada di kaca depan.
"Sistem pendukung ini dirancang untuk mengerem mobil secara otomatis dalam kondisi tertentu dan hanya ketika tabrakan akan terjadi. Mungkin AEB tidak akan berfungsi sebagaimana yang dimaksud dalam situasi tertentu dan dalam suhu tertentu (kabut, salju, hujan lebat),” kata juru bicara Volvo.
Namun lanjut juru bicara pabrikan tersebut, sistem AEB mungkin tidak mengerem untuk beberapa objek, seperti pejalan kaki atau pengendara sepeda. Namun, sistem akan selalu memberikan peringatan tabrakan yang dapat dilihat secara visual dan terdengar, serta dukungan pengereman jika mendeteksi objek seperti pejalan kaki dan pesepeda.
"Mobil-mobil yang terkena masalah AEB ini sebenarnya masih aman untuk digunakan, karena sistem pengereman standar di mobil ini tidak terpengaruh oleh masalah AEB dan tetap memiliki fungsionalitas penuh,” tutup juru bicara dari Volvo.[prm/timBX] foto: berbagai sumber